Minggu, 04 Februari 2018

BELAJAR SAMBIL BERMAIN "TEBAK PLANET"


Tata surya merupakan salah satu materi pelajaran dalam IPA yang sangat penting. Di dalam tata surya meliputi berbagai macam komponen, seperti: planet, meteor, komet, galaksi, rasi bintang,dll. Belajar tentang tata surya menjadi sangat penting karena dengan mengetahui berbagai komponen dalam tata surya maka kita akan lebih memiliki wawasan yang luas tentang penciptaan bumi ini dan penciptaanny. Sehingga untuk lebih mempermudah dalam mengetahui berbagai macam nama planet dan jenis-jenis planet dalam tata surya, dibawah ini akan menerangkan cara membuat media tentang tata surya yang akan diberi nama TEBAK PLANET. Cara membuat media pembelajaran Tebak Planet akan dijelaskan lebih lanjut di bawah ini:

A. Alat dan bahan yang dibutuhkan, meliputi:

¤ Kertas karton
¤ Spidol
¤ Kertas astoro warna merah
¤ Gambar planet-planet dalam tata surya
¤ Kertas asturo pelangi
¤ Pin
¤ Doubletip
¤ Amplop ukuran besar
¤ Pensil
¤ lem
¤ Sedotan

B. Langkah-langkah pembuatan media pembelajaran Tebak Planet yaitu:

a).  Carilah gambar planet-planet dalam tata surya dan juga keterangan lengkap dari gambar-gambat yang akan kita cari (seperti:matahari,merkurius,venus,bumi, dll).
b).  Print gambar tersebut sesuai ukuran yang dibutuhkan.
c).  Agar gambar terlihat lebih menarik tempelkan gambar pada kardus atau sterofom yang telah dibuat sesuai ukuran planet.
d).  Buatlah gambar kotak telepon dari kertas asturo dan juga tempelkan keterangan dari masing-masing planet kedalam kotak telepon tersebut untuk dijadikan sebagai acuan materi.
e).  Buatlah bendera menggunakan sedotan, pin dan nama dari masing-masing planet yang telah dprint print sebelumnya.
f).  Buatlah lintasan planet pada kertas karton menggunakan spidol dan berilah nomor pada setiap lintasan sehingga mempermudah dalam pemcarian lintasan yang tepat untuk planet-planet yang   akan ditempelkan.
g). Tempelkan pola gambar yang telah jadi disebelah lintasan planet sesuai dengan nomor yang tertera pada planet tersebut.
h). Tempelkan amplop ukuran besar dibagian bawah kotak pos untuk dijadikan tempat penyimpan Planet sebelum ditempelkan di lintasan planet.
i).  Buatlah hiasan disekitar pinggir kertas karton agar lebih menarik.

C. Keunggulan dari media pembelajaran Tebak Planet yaitu sebagai berikut:

Dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam pelajaran
Dapat membantu siswa menghafalkan nama dan letak planet dalam tata surya lebih mudah dan  menarik
Membuat siswa tidak cepat bosan ketika pelajaran berlangsung
Membuat siswa lebih tertarik dengan materi pelajaran yang akan disampaikan

D. Kelemahan dari media pembelajaran Tebak Planet ini yaitu sebagai berikut:

Untuk membuat media tersebut diperlukan biaya yang cukup mahal
Pembuatan lintasan planet yang sulit memperlama pengerjaan media
Jika tempat penyimpanan planet yang terlalu kecil dapat menghilangkan planet-planet tersebut jadi kegiatan belajar mengajar dapat terganggu.

E. Cara menggunakan media pembelajaran Tebak Planet ini yaitu sebagai berikut:

1.  Sebelum mulai untuk memainkan media ini, maka jelaskan materinya terlebih dahulu secara singkat dan jelas sehingga siswa akan lebih mengetahui cara penggunaan dari media tersebut.
2.   Berikan aturan permainan dalam media Tebak Planet ini.
3. Siswa akan diuji kemampuan dalam mengetahui letak, dan nama-nama planet dengan menempelkan gambar planet ke dalam lintasan yang telah dibuat.
4. Selanjutnya pilih salah satu nama planet yang terletak diamplop bagian bawah kemudian tempelkan nama planet sesuai dengan yang diketahui siswa.
5.  Setelah selesai ditempelkan semua baik gambar planet maupun nama planet maka akan dibuka kunci jawaban yang ada pada gambar kotak telepon yang ada disebelah lintasan planet
6. Apabila siswa benar menempelkan planet pada posisinya dan namanya benar maka akan mendapatkan skor 10 dan apabila salah satu salah maka akan mendapatkan skor 5.
7.  Evaluasi setiap siswa agar guru lebih mudah mengetahui tentang pemahaman siswa dari materi tentang tata surya.

Demikian tadi penjelasan secara singkat pembuatan media pembelajaran Tebak Planet. Media ini dapat dijadikan sebagai referensi anda sebagai seorang pengajar atau seorang pelajar untuk dapat belajar dengan mudah dan menyenangkan tentang sistem tata surya. Sehingga kegiatan belajar mengajar yang awalnya membosankan akan lebih menarik siswa untuk lebih mengetahui tentang materi yang disampaikan. Semoga media ini dapat bermanfaat bagi semua.
Terimakasih.

Sabtu, 03 Februari 2018

UAS Media Dan Teknologi Pendidikan

Selasa, 30 Januari 2018
10.30-11.30 (2 SKS)
UAS MEDIA DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

NAMA                   :  SITI HAYATI
NIM                       :  1623211015
NO UJIAN             :  014/T.PAI/16
MATA KULIAH  :  MEDIA & TEKNOLOGI PENDIDIKAN
DOSEN                  :  AHMAD MUKHLASIN, M.Pd.I

SOAL !

1.    kerjakan soal-soal dibawah ini !
1.1  jelaskan fungsi-fungsi laboratorium pendidikan bagi mahasiswa calon guru!
1.2  Jelaskan kelebihan dan kekurangan software sebagai media pembelajaran!
1.3  Jelaskan istilah web course, web centric course dan web enchanced course!

JAWAB !

1.1 FUNGSI LABORATORIUM
Menurut Sukarso (2005), secara garis besar laboratorium dalam proses pendidikan adalah sebagai berikut:
☆  Sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan intelektual melalui kegiatan pengamatan, pencatatan dan pengkaji gejala-gejala alam.
☆  Mengembangkan keterampilan motorik siswa. Siswa akan bertambah keterampilannya dalam mempergunakan alat-alat media yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran.
☆  Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari sesuatu objek dalam lingkungn alam dan sosial.
☆  Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seseorang calon ilmuan.
☆  Membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan pengetahuan atau penemuan yang diperolehnya.
Lebih jauh dijelaskan dalam Anonim (2003), bahwa fungsi dari laboratorium adalah sebagai berikut :
》  Laboratorium sebagai sumber belajar
Tujuan pembelajaran fisika dengan banyak variasi dapat digali, diungkapkan, dan dikembangkan dari laboratorium. Laboratorium sebagai sumber untuk memecahkan masalah atau melakukan percobaan. Berbagai masalah yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran terdiri dari 3 ranah yakni: ranah pengetahuan, ranah sikap, dan ranah keterampilan/afektif.
》  Laboratorium sebagai metode pembelajaran
Di dalam laboratorium terdapat dua metode dalam pembelajaran yakni metode percobaan dan metode pengamatan
》  Laboratorium sebagai prasarana pendidikan
Laboratorium sebagai prasarana pendidikan atau wadah proses pembelajaran. Laboratorium terdiri dari ruang yang dilengkapi dengan berbagai perlengkapan dengan bermacam-macam kondisi yang dapat dikendalikan, khususnya peralatan untuk melakukan percobaan.

Peranan Laboratorium Sekolah
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) guru fisika sangat dituntut dalam kreatifitas membuat alat-alat sederhana yang mampu menjelaskan teori dan konsep fisika, sesuai dengan peralatan yang ada dan kondisi daerahnya agar tervisualisasi sehingga mudah dipahami dan dimengerti siswanya. Untuk itu peranan laboratorium fisika menjadi sangat penting, karena laboratorium merupakan pusat proses belajar mengajar untuk mengadakan percobaan, penyelidikan atau penelitian
Adapun peranan laboratorium sekolah antara lain :
Ø  Laboratorium sekolah sebagai tempat timbulnya berbagai masalah sekaligus sebagai tempat untuk memecahkan masalah tersebut.
Ø  Laboratorium sekolah sebagai tempat untuk melatih keterampilan serta kebiasaan menemukan suatu masalah dan sikap teliti.
Ø  Laboratorium sekolah sebagai tempat yang dapat mendorong semangat peserta didik untuk memperdalam pengertian dari suatu fakta yang diselidiki atau diamatinya.
Ø  Laboratorium sekolah berfungsi pula sebagai tempat untuk melatih peserta didik bersikap cermat, bersikap sabar dan jujur, serta berpikir kritis dan cekatan.
Ø  Laboratorium sebagai tempat bagi para peserta didik untuk mengembangkan ilmu pengetahuannya (Emha, 2002).

Pengelolaan Laboratorium
Selama ini pengelolaan laboratorium sekolah belum dapat dilakukan sebagaimana mestinya. Bahkan terkesan ruang laboratorium yang dibangun tidak berfungsi. Tidak sedikit ruangan yang dibangun bagi kegaiatan laboratorium sekolah ada yang berubah.

1.2 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN SOFTWARE SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
Ada beberapa jenis Media Pembelajaran, yaitu :
1.      Media audio antara lain: radio, alat perekam pita magnetic dan laboratorium bahasa.
2.      Media proyeksi antara lain: film bingkai, proyektor transparasi dan proyektor tak tembus pandang.
3.      Media tiga dimensi (3D).
4.      Media berbasis manusia.
5.      Media visual.
6.      Media audio-visual.
7.      Media komputer.
8.      Media cetak.
Kelebihan dan Kekurangan Jenis-jenis Media Pembelajaran:
1.      Media Audio
Radio
Kelebihannya:
–        Dapat memusatkan perhatian dan mempertahankan pemusatan perhatian.
–        Harga relatif murah.
–        Sifatnya mudah dipindahkan.
–        Bisa mengatasi masalah waktu jika digunakan bersama-sama.
–        Dapat mengembangkan daya imajinasi anak.
–        Dapat merangsang partisipasi aktif.
–        Dapat memusatkan perhatian siswa.
Kekurangannya:
–        Sifat komunikasinya satu arah.
–        Biasanya siaran disentralisasikan sehingga guru tidak dapat mengontrol.
–        Penjadwalan pelajaran dan siaran sering menimbulkan masalah.
Alat perekam pita magnetic
Kelebihannya:
–        Memiliki fungsi ganda yang efektif untuk merekam menampilkan rekaman dan menghapusnya.
–        Pita rekam dapat diputar berulang-ulang.
–        Rekaman dapat dihapus secara otomatis.
–        Pita rekam dapat digunakan sesuai jadwal yang ada.
–        Program kaset memberikan efisiensi dalam pembelajaran bahasa.
Kekurangannya:
–        Daya jangkau terbatas.
–        Dari segi biaya pengadaan bila untuk sasaran yang banyak menjadi lebih mahal.
Laboratorium bahasa
Kelebihannya:
–        Untuk melatih siswa mendengar dan berbicara dalam bahasa asing dengan cara menyajikan materi pelajaran.
Kekurangannya:
–        Pengadaan laboratorium bahasa cenderung memakan banyak baiaya.
2.      Media Proyeksi
Film Bingkai
Kelebihannya:
–        Materi yang sama dapat disebarkan ke seluruh siswa secara bersamaan.
–        Perhatian anak dapat dipusatkan pada objek tertentu.
–        Fungsi berpikir penonton dirangsang dan dikembangkan secara bebas.
–        Film bingkai berada  di bawah kontrol Guru.
–        Penyimpanannya mudah.
–        Film bingkai dapat mengatasi keterbatasan ruang.
–        Film bingkai adalah media yang relatif sederhana.
Kekurangannya:
–        Karena bersifat lepas, maka film bingkai lebih mudah hilang.
–        Hanya mampu menyajikan objek-objek secara diam.
–        Memerlukan ruang yang gelap.
Proyeksi Transparansi
Kelebihannya:
–        Pantulan proyeksi gambar dapat terlihat jelas pada ruangan yang terang.
–        Dapat menjangkau kelompok yang besar.
–        Guru selalu dapat bertatap muka dengan siswa karena OHP dapat diletakkan di depan kelas.
–        Transparansi dapat dengan mudah dibuat sendiri oleh guru baik yang dibuat secara manual maupun yang lainnya.
–        Memiliki kemampuan untuk menampilkan warna.
–        Dapat disimpan dan digunakan berulang kali.
Kekurangannya:
–        Fasilitas OHP harus tersedia.
–        Listrik pada ruang atau lokasi harus tersedia.
–        Tanpa layar yang dapat dimiringkan sulit untuk mengatasi distorsi tayangan yang berbentuk trapesium.
–        Harus memiliki teknik khusus untuk pengaturan urutan baik dalam hal penyajian maupun penyimpanan.
Proyeksi Tak Tembus Pandang
Kelebihannya:
–        Bisa langsung memproyeksikan pesan yang ada di buku, koran, majalah, foto, bahkan cetak lainnya.
Kekurangannya:
–        Harus digunakan pada ruangan yang gelap.
3.      Media Tiga Dimensi (3D)
Kelebihannya:
–        Siswa seakan-akan melihat benda yang nyata dengan media 3D.
–        Menimbulkan ketertarika siswa untuk berpikir dan menyeledikinya.
–        Pembelajaran akan berjalan dengan lebih sempurna karena siswa dapat belajar langsung dengan menggunakan bahan-bahan replika atau mirip dengan aslinya.
–        Siswa dapat memahami tentang sifat bentuk serta pergerakan suatu benda itu dengan baik.
–        Memberi pengalaman tentang keadaan sebenarnya sesuai banda atau bahan itu.
–        Menggalakkan murid membuat kajian lebih lanjut mengenai pembelajaran melalui media.
–        Memberi lebih banyak peluang kepada murid berinteraksi diantara satu sama lain.
Kekurangannya:
–        Biaya pembuatannya mahal dan membutuhkan banyak waktu.
–        Membutuhkan keterampilan dalam pembuatannya.
–        Siswa tidak akan memahami jika bentuk 3D tidak sama dengan nyatanya.
–        Terbentur alat untuk membuat media 3D.
4.      Media Berbasis Manusia
Kelebihannya:
–        Membantu siswa dalam menghubungkan pengetahuan baru dan pengetahuan terdahulu.
–        Membantu siswa membentuk dan menginternalisasi representasi masalah atau tugas.
–        Membantu siswa mengidentifikasi persamaan antara masalah baru dan pengalaman yang lalu yang berisikan masalah yang serupa.
–        Membiarkan eksplorasi siswa tak terintangi.
Kekurangannya:
–        Membuat siswa menjadi lebih cepat bosan.
–        Tidak efektif penyampaiannya jika terlalu banyak audiens.
–        Penyampain materi tidak akan dipahami oleh siswa jika suara tidak terdengar.
5.      Media Visual
Kelebihannya:
–        Meningkatkan keefektifan pencapaian tujuan pengajaran..
–        Memungkinkan terjadinya proses pengajaran yang lebih mudah dan cepat.
–        Memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan.
–        Dapat menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.
Kekurangannya:
–        Memerlukan pengamatan yang ekstra hati-hati.
–        Pesan atau informasi yang panjang/rumit mengharuskan untuk membagi ke dalam beberapa bahan visual yang mudah dibaca dan mudah dipahami.
–        Perlu adanya keterpaduan yang mengacu kepada hubungan yang terdapat diantara elemen-elemen visual sehingga ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama.
6.      Media Audio-Visual
Kelebihannya:
–        Menarik dan memotivasi siswa untuk mempelajari materi lebih banyak menjadikan model yang akan ditiru oleh siswa.
–        Menyiapkan variasi yang menarik dan perubahan tingkat kecepatan belajar mengenai suatu pokok bahasan atau sesuatu masalah.
–        Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan menarik karena dua unsur media, yaitu audio dan visual.
Kekurangannya:
–        Terlalu menekankan pada penguasaan materi daripada proses pengembangannya dan tetap memandang materi audio visual sebagai alat bantu guru dalam proses pembelajaran.
7.      Media Komputer
Kelebihannya:
–        Sebagai peranan supervisi dan meringankan beban pendidik terhadap berbagai tanggug jawab managerial yang memakan waktu.
–        Memungkinkan siswa untuk belajar lebih lama dan dapat mengungkapkan berbagai kebutuhan khusus siswa.
–        Komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran karena ia dapat memberikan iklim yang lebih efektif dengan cara yang lebih individual tidak pernah lupa, tidak pernah bosan sangat sabar dalam menjalankan instruksi seperti yang diinginkan program yang digunakan.
–        Komuter dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan dan melakukan kegiatan laboratorium atau simulasi. hal ini karena tersedianya animasi grafik warna dan musik dalam komputer sehingga dapat menambah realisme.
–        Kendali berada di tangan siswa, sehingga tingkat kecepatan belajara siswa dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya.
–        Dapat berhubungan dan mengendalikan peralatan lain seperti compact disc video tape dan lain-lain
Kekurangannya:
–        Meskipun harga perangkat keras komputer cenderung semakin menurun (murah) namun pengembangan perangkat lunaknya masih relatif mahal.
–        Untuk menggunakan komputer diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus tentang komputer.
–        Keragaman model komputer (hardware) sering menyebabkan program (software) yang tersedia untuk satu model tidak cocok dengan model yang lainnya.
8.      Media Cetak
Kelebihannya:
–        Siswa dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing. Materi pelajaran dirancang sedemikian rupa sehingga mampu memenuhi kebutuhan siswa baik yang cepat maupun yang lamban membaca dan memahami. Namun pada akhirnya semua siswa diharapkan dapat menguasai materi pelajaran itu.
–        Di samping dapat mengulangi materi dalam media cetakan siswa akan mengikuti urutan pikiran secara logis.
–        Perpaduan teks dan gambar dalam halaman cetak dapat menambah daya tarik serta dapat memperlancar pemahaman informasi yang disajikan dalam dua format verbal dan visual.
–        Meskipun isi informasi media cetak harus diperbaharui dan direvisi sesuai dengan perkembangan dan temuan-temuan baru dalam bidang ilmu itu materi tersebut dapat direproduksi dengan ekonomis dan didistribusikan dengan mudah.
Kekurangannya:
–        Sulit menampilkan gerak dalam halaman media cetakan.
–        Biaya pencetakan akan mahal jika ingin menampilkan ilustrasi gambar atau foto yang berwarna-warni.
–        Proses pencetakan media seringkali memakan waktu beberapa hari bahkan berbulan-bulan tergantung kepada peralatan percetakan dan kerumitan informasi pada halaman cetakan.
–        Jika tidak dirawat dengan baik media cetakan cepat rusak atau hilang.

1.3  PENGERTIAN WEB COURSE, WEB CENTRIC, WEB ENHANCED COURSE
1)   Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang mana peserta didik dan pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, ujian, dan kegiatan pembelajaran lainnya sepenuhnya disampaikan melalui internet. Dengan kata lain model ini menggunakan sistem jarak jauh.
2)   Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi disampikan melalui internet, dan sebagian lagi melalui tatap muka. Fungsinya saling melengkapi. Dalam model ini pengajar bisa memberikan petunjuk pada siswa untuk mempelajari materi pelajaran melalui web yang telah dibuatnya. Siswa juga diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam tatap muka, peserta didik dan pengajar lebih banyak diskusi tentang temuan materi yang telah dipelajari melalui internet tersebut.
3)   Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara peserta didik dengan pengajar, sesama peserta didik, anggota kelompok, atau peserta didik dengan nara sumber lain. Oleh karena itu peran pengajar dalam hal ini dituntut untuk menguasai teknik mencari informasi di internet, membimbing mahasiswa mencari dan menemukan situs-situs yang relevan dengan bahan pembelajaran, menyajikan materi melalui web yang menarik dan diminati, melayani bimbingan dan komunikasi melalui internet, dan kecakapan lain yang diperlukan.

Kamis, 30 November 2017

Cara Penulisan Footnote Yang Berasal Dari Buku, Majalah, Atau Internet

Footnote (catatan kaki) adalah catatan di kaki halaman untuk menyatakan sumber suatu kutipan, pendapat, pernyataan, atau ikhtisar. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penulisan footnote adalah sebagai berikut.



1.  Footnote (Catatan kaki) dari Buku

      - Satu Pengarang
        1Ade Iwan Setiawan, Penghijauan dengan Tanaman Potensial, Penebar Swadaya, Depok,  2002, hlm. 14.

      - Dua Pengarang
        2Bagas Pratama dan T. Manurung, Surat Menyurat Bisnis Modern, Pustaka Setia, Bandung, 1998, hlm. 50.

2.  Footnote (Catatan kaki) dari Internet

   3Richard Whittle, “High Sea Piracy: Crisis in Aden”, Aviation Today, diakses dari http://www.aviationtoday.com/rw/military/attack/High-Sea-Piracy-Crisis-in-Aden_32500.html, pada tanggal 31 Mei 2013 pukul 10.47

3.  Footnote (Catatan kaki) dari Majalah

        4Mochtar Naim, ’’Mengapa Orang Minang Merantau?’’ Tempo, 31 Januari 1975, hlm. 36.


4.  Footnote (Catatan kaki) dari Surat Kabar

         5Suara Merdeka, 29 Agustus 2005, hlm. 4.


Diatas merupakan contoh-contoh penulisan Footnote atau Catatan kaki. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penulisan footnote adalah sebagai berikut.
Nomor footnote agak diangkat sedikit di atas baris biasa, tetapi tidak sampai setinggi satu spasi. Nomor itu jauhnya tujuh huruf dari margin atau tepi teks, atau sama dengan permulaan alinea baru. Jika catatan kaki terdiri lebih dari dua baris, baris kedua dan selanjutnya dimulai di garis margin atau tepi teks biasa.
Nama pengarang ditulis menurut urutan nama aslinya. Pangkat atau gelar seperti Prof., Dr., Ir., dan sebagainya tidak perlu dicantumkan.
Judul buku digaris bawah jika diketik dengan mesin ketik atau dicetak miring jika diketik dengan komputer.
Jika buku, majalah, atau surat kabar ditulis oleh dua atau tiga orang, nama pengarang dicantumkan semua.
Jika sumbernya berasal dari internet: Nama depan dan belakang penulis, “Judul dokumen,” nama website, alamat web komplit, tanggal dokumen tersebut di download.
Pengarang yang lebih dari tiga orang, ditulis hanya nama pengarang pertama, lalu di belakangnya ditulis et al., atau dkk.
 Dalam menuliskan footnote, adakalanya digunakan singkatan-singkatan tertentu, yaitu :
ibid, kependekan dari ibidem yang berarti ‘di tempat yang sama dan belum diselingi dengan kutipan lain’.
op.cit., singkatan dari opere citato, artinya ’dalam karangan yang telah disebut dan diselingi dengan sumber lain’.
loc.cit, kependekan dari loco citato, artinya ‘di tempat yang telah disebut’. loc. Cit digunakan jika kita menunjuk ke halaman yang sama dari suatu sumber yang telah disebut.
            Perhatikan pemakaian ibid., op. cit., dan loc. cit., dibawah ini.
1Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999, hlm. 8.
2Ibid., hlm. 15 (berarti dikutip dari buku di atas)
3Ismail Marahimin, Menulis secara Populer, Pustaka Jaya, Jakarta, 2001, hlm 46.
4Soedjito dan Mansur Hasan, Keterampilan Menulis Paragraf,Remaja Rosda Karya, Bandung, hlm. 23.
5Gorys Keraf, op. cit. hlm 8 (buku yang telah disebutkan di atas)
6Ismail Marahimin, loc. cit. (buku yang telah disebut di atas di halaman yang sama, yakni hlm. 46)
7Soedjito dan Mansur Hasan, loc. cit. (menunjuk ke halaman yang sama dengan yang disebut terakhir, yakni hlm. 23)


PENGERTIAN DAN MACAM-MACAM KURIKULUM

A. PENGERTIAN KURIKULUM

1. Secara EtimologiSecara Etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu carier yang artinya “pelari” dan curare yang berarti “tempat berpacu”. Jadi, istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish.

Dalam bahasa Arab, kata kurikulum biasa diungkapkan dengan manhaj yang berarti jalan yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan. Sedangkan kurikulum pendidikan (manhaj al-dirasah) dalam qamus Tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.

2. Menurut Para Ahli

a) Crow and CrowKurikulum adalah Rancangan Pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang disusun secara sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk memperoleh ijazah.

b) Hollis L. Caswell and Doak S. Campbell dalam Oliva
Kurikulum adalah seluruh pengalaman siswa di bawah bimbingan guru.

c) J. Galen Saylor, William M. Alexander, and arthur J. Lewis dalam OlivaKurikulum adalah sebagai sebuah perencanaan untuk memperbaiki seperangkat pembelajaran untuk seseorang agar menjadi terdidik.

d) Ronald C. Doll dalam OlivaKurikulum sekolah adalah konten dan proses formal maupun non formal di mana pebelajar memperoleh pengetahuan dan pemahaman, perkembangan skil, perubahan tingkah laku, apresiasi, dan nilai-nilai di bawah bantuan sekolah.

e) Danniel Tanner and La
Kurikulum adalah rekonstruksi dari pengetahuan dan pengalaman secara sistematik yang dikembangkan sekolah atau perguruan tinggi, agar dapat belajar meningkatkan pengetahuan dan pengalamannnya.

f) Abert I. Oliver dalam Oliva
Kurikulum dalam program pendidikan dibagi menjadi empat elemen yaitu program belajar, program pengalaman, program pelayanan, dan kurikulum tersembunyi.

g) Dr. Addamardasyi dan Dr. Munir Kamil
Kurikulum adalah sejumlah pengalaman pendidikan kebudayaan, sosial, olahraga, dan kesenian yang disediakan oleh sekolah bagi murid-murid di dalam dan di luar sekolah dengan maksud menolongnya untuk berkembang menyeluruh dalam segala segi dan merubah tingkah laku mereka sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan.

Dari pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kurikulum diartikan dalam tiga bagian yaitu dalam arti sempit sekali, sempit, dan luas, yaitu sebagai berikut :

Dalam arti yang sempit sekali kurikulum adalah jadwal pembelajaran. 
Dalam arti sempit kurikulum adalah semua pelajaran baik teori maupun praktek yang diberikan kepada siswa-siswa selama mengikuti suatu proses pendidikan tertentu. Kurikulum dalam pengertian ini terbatas pada pembarian bekal pengetahuan dan keterampilan pada siswa untuk kepentingan mereka melanjutkan pembelajaran maupun terjun ke dunia kerja. Dalam melihat pada kurikulum sebagai suatu lembaga pendidikan maka dapat di lihat apakah lulusannya mempunyai keahlian dalam level apa. 
Dalam arti luas kurikulum adalah semua pengalaman yang diberikan oleh lembaga pendidikan kepada anak didik selama mengikuti proses pendidikan. Dengan pengertian ini maka pengaturan halaman sekolah, penempatan keranjang sampah atau kedisiplinan di sekolah di jalankan termasauk dalam cakupan kurikulum karena semua itu akan menghasilkan sesuatu yang tercermin dalam lulusan.

B. MACAM-MACAM KURIKULUM

Di Indonesia dari jaman pasca kemerdekaan mengalami banyak perubahan kurikulum, namun hal ini tidak lain demi penyempurnaan pendidikan diindonesia agar semakin berkembang dan dapat mengikuti perkembangan jaman, bisa menghasilkan generasi Indonesia baru yang mampu bersaing dalam lingkup nasional maupun internasional. Perubahan kurikulum demi kurikulum pasca kemerdekaan adalah sebagai berikut :

1. Rencana Pelajaran 1947Kurikulum pertama pada masa kemerdekaan namanya Rencana Pelajaran 1947. Ketika itu penyebutannya lebih populer menggunakan leer plan (rencana pelajaran) ketimbang istilah curriculum dalam bahasa Inggris. Rencana Pelajaran 1947 bersifat politis, yang tidak mau lagi melihat dunia pendidikan masih menerapkan kurikulum Belanda, yang orientasi pendidikan dan pengajarannya ditujukan untuk kepentingan kolonialis Belanda. Asas pendidikan ditetapkan Pancasila. Situasi perpolitikan dengan gejolak perang revolusi, maka Rencana Pelajaran 1947, baru diterapkan pada tahun 1950. Oleh karena itu Rencana Pelajaran 1947 sering juga disebut kurikulum 1950.


Susunan Rencana Pelajaran 1947 sangat sederhana, hanya memuat dua hal pokok, yaitu daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, serta garis-garis besar pengajarannya. Rencana Pelajaran 1947 lebih mengutamakan pendidikan watak, kesadaran bernegara, dan bermasyarakat, daripada pendidikan pikiran. Materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian, dan pendidikan jasmani. Mata pelajaran untuk tingkat Sekolah Rakyat ada 16, khusus di Jawa, Sunda, dan Madura diberikan bahasa daerah. Daftar pelajarannya adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, Berhitung, Ilmu Alam, Ilmu Hayat, Ilmu Bumi, Sejarah, Menggambar, Menulis, Seni Suara, Pekerjaan Tangan, Pekerjaan Keputrian, Gerak Badan, Kebersihan dan Kesehatan, Didikan Budi Pekerti, dan Pendidikan Agama.

2. Rencana Pelajaran Terurai 1952
Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana Pelajaran Terurai 1952. “Silabus mata pelajarannya jelas sekali. seorang guru mengajar satu mata pelajaran. Pada masa itu juga dibentuk Kelas Masyarakat, yaitu sekolah khusus bagi lulusan SR 6 tahun yang tidak melanjutkan ke SMP.

Kelas masyarakat mengajarkan keterampilan, seperti pertanian, pertukangan, dan perikanan. Tujuannya agar anak tak mampu sekolah ke jenjang SMP, bisa langsung bekerja.” kata Djauzak Ahmad, Direktur Pendidikan Dasar Depdiknas periode 1991-1995. Ketika itu, di usia 16 tahun Djauzak adalah guru SD Tambelan dan Tanjung Pinang, Riau.

3. Krikulum 1964
Di penghujung era Presiden Soekarno, muncul Rencana Pendidikan 1964 atau Kurikulum 1964. Fokusnya pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral (Pancawardhana). Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.

4. Kurikulum 1968
Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9. Djauzak menyebut Kurikulum 1968 sebagai kurikulum bulat. “Hanya memuat mata pelajaran pokok-pokok saja,” katanya. Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan.

5. Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif. “Yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang manejemen, yaitu MBO (management by objective) yang terkenal saat itu,” kata Drs. Mudjito, Ak, MSi, Direktur Pembinaan TK dan SD Depdiknas. Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru dibikin sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.

6. Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL). Tokoh penting dibalik lahirnya Kurikulum 1984 adalah Profesor Dr. Conny R. Semiawan, Kepala Pusat Kurikulum Depdiknas periode 1980-1986 yang juga Rektor IKIP Jakarta sekarang Universitas Negeri Jakarta periode 1984-1992.

Konsep CBSA yang elok secara teoritis dan bagus hasilnya di sekolah-sekolah yang diujicobakan, mengalami banyak deviasi saat diterapkan secara nasional. Sayangnya, banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA. Yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana-sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok guru tak lagi mengajar model berceramah.

7. Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya. “Jiwanya ingin mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984, antara pendekatan proses,” kata Mudjito menjelaskan. Sayang, perpaduan tujuan dan proses belum berhasil. Kritik bertebaran, lantaran beban belajar siswa dinilai terlalu berat. Dari muatan nasional hingga lokal. Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. Walhasil, Kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum super padat.

8. Kurikulum 2004
Kurikulum 2004 biasa disebut Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi apakah yang harus dicapai siswa. Sayangnya, kerancuan muncul bila dikaitkan dengan alat ukur kompetensi siswa, yakni ujian. Ujian akhir sekolah maupun nasional masih berupa soal pilihan ganda. Bila target kompetensi yang ingin dicapai, evaluasinya tentu lebih banyak pada praktik atau soal uraian yang mampu mengukur seberapa besar pemahaman dan kompetensi siswa. Meski baru diujicobakan, di sejumlah sekolah kota-kota di Pulau Jawa, dan kota besar di luar Pulau Jawa telah menerapkan KBK. Hasilnya tak memuaskan. Guru-guru pun tidak benar-benar paham apa sebenarnya kompetensi yang diinginkan pembuat kurikulum.


9. Kurikulum 2006
Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan. Munculah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pelajaran KTSP masih tersendat, tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi pengambangan perangkat pembelajaran, seperti silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawah koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota.

Cara Penulisan Ibid, Op.cit dan Loc.cit


Penulisan sumber pada catatan kaki atau footenote mengenal penghematan dengan menggunakan istilah Ibid, Op.cit., dan Loc.cit. Ketiga singkatan tersebut harus diketik italic atau underline.

Ibid merupakan singkatan dari ibidem, yang artinya di tempat yang sama. Jika suatu pustaka atau sumber yang baru saja dikutip (belum diselingi sumber pustaka lain) akan dikutip lagi, maka cukup menggunakan ibid. Jika ibid, itu merujuk halaman yang sama dengan karangan yang sebelumnya, maka ibid harus diganti dengan Loc.cit.

Loc.cit merupakan singkatan dari Loco citato yang artinya dikutip dari tempat yang sama. Bila hendak mengutip halaman yang sama dari sumber yang baru saja dikutip (belum diselang oleh sumber lain) maka catatan kaki cukup disingkat Loc.cit.

Op.cit. merupakan singkatan dari Opere citato, artinya telah dikutip. Jika suatu pustaka atau sumber telah dikutip dalam catatan kaki dan telah diselangi oleh satu atau beberapa sumber lain hendak dikutip lagi, maka penulisan catatan kakinya dapat disingkat dengan hanya menuliskan penulisnya saja diikuti op.cit.

Contoh :
  1. T.R.R. Nitibaskara, Perangkap Penyimpangan dan Kejahatan: Teori Baru dalam Kriminologi, Jakarta: YPKIK, 2009, hlm. 22.
  2. Ibid, hlm 49.
  3. Steven P. Lab, Crime Prevention: Approaches, Practices and Evaluations, Cincinati, OH: Anderson Publishing Co., 1992, hlm. 15.
  4. Loc.cit.
  5. T.R.R. Nitibaskara, Op.cit., hlm 100.
  6. T.R.R. Nitibaskara, Catatan Kriminal, Jakarta: Jayabaya University Press, 1999, hlm 45.
  7. T.R.R. Nitibaskara, Op.cit., 2009, hlm 45.
Penjelasan :

2: ditulis “Ibid, halaman 49” artinya merujuk buku sebelumnya (tanpa selang) yaitu sumber T.R.R. Nitibaskara pada catatan kaki 1.

4: ditulis “Loc.cit.” artinya merujuk buku yang sama dan halaman yang sama dari catatan kaki sebelumnya yaitu sumber Steven P. Lab pada catatan kaki 3.

5: ditulis “T.R.R. Nitibaskara, Op.cit., hlm 100” artinya mengutip kembali sumber yang sama yaitu T.R.R. Nitibaskara dengan merujuk halaman yang sama atau halaman yang lain (dalam contoh di atas dirujuk halaman yang lain yaitu halaman 100). Perhatikan : sumber T.R.R. Nitibaskara telah diselang oleh Steven P. Lab.

7: Jika dari penulis yang sama digunakan lebih dari satu buku dan pernah disebutkan sebelumnya, maka ditulis nama penulis dan tahun yaitu sumber T.R.R. Nitibaskara pada catatan kaki 1.

Kalender pendidikan

Legenda Kalender
      Libur Semester1 - 16 Jul
      Hari Pertama Masuk17 - 19 Jul
      Libur Nasional17 Agustus
      Libur Nasional1 September
      Libur Nasional21 September
      Ujian Tengah Semester25 - 30 Sep
      Jeda Tengah Semester2 - 5 Okt
      Libur Nasional1 Desember
      Ujian Semester11 - 16 Des
      Penerimaan Rapor22 - 23 Des
      Libur Semester25 Des - 2 Jan
      Libur Nasional25 Desember
      Libur Nasional26 Desember
      Libur Nasional1 Januari
      Libur Nasional16 Februari
      Ujian Tengah Semester5 - 10 Mar
      Jeda Tengah Semester12 - 15 Mar
      Libur Nasional17 Maret
      Libur Nasional30 Maret
      Libur Nasional14 April
      Libur Nasional1 Mei
      Libur Nasional10 Mei
      Libur Ramadhan17 - 18 Mei
      Ujian Semester24 - 31 Mei
      Libur Nasional29 Mei
      Libur Nasional1 Juni
      Penerimaan Rapor8 - 9 Jun
      Libur Semester11 Jun - 14 Jul
      Libur Nasional13 - 14 Jun
      Libur Nasional15 - 16 Jun
      Libur Nasional18 - 19 Jun
Berikut adalah contoh penerapan kalender pendidikan.
JULI 2017
MSSRKJS
1
2345678
9101112131415
16171819202122
23242526272829
3031
  
AGUSTUS 2017
MSSRKJS
12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031
  
SEPTEMBER 2017
MSSRKJS
12
3456789
10111213141516
17181920212223
24252627282930
  
OKTOBER 2017
MSSRKJS
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
293031
  
NOVEMBER 2017
MSSRKJS
1234
567891011
12131415161718
19202122232425
2627282930
  
DESEMBER 2017
MSSRKJS
12
3456789
10111213141516
17181920212223
24252627282930
31
  
JANUARI 2018
MSSRKJS
123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
28293031
  
FEBRUARI 2018
MSSRKJS
123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728
  
MARET 2018
MSSRKJS
123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728293031
  
APRIL 2018
MSSRKJS
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930
  
MEI 2018
MSSRKJS
12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031
  
JUNI 2018
MSSRKJS
12
3456789
10111213141516
17181920212223
24252627282930
  

BELAJAR SAMBIL BERMAIN "TEBAK PLANET"

Tata surya merupakan salah satu materi pelajaran dalam IPA yang sangat penting. Di dalam tata surya meliputi berbagai macam komponen, s...