BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pendidikan
di Indonesia semakin hari kualitasnya semakin makin rendah, berdasarkan survey
united nations educational, scientific
and cultural organization(UNESCO), terhadap kualitas pendidikan di
Negara-negara berkembang di Asia Pasific, Indonesia menempatiperingkat 10 dari
14 negara. Sedangkan kualitas pada guru, kualitasnya berada padalevel 14 dari
14 negara berkembang.
Salah satu factor rendahnya kualitas pendidikan di
Indonesia adalah karena lemahnya para guru dalam menggali potensi anak.Para
pendidik sering kali memaksakan kehendaknya tanpa pernah memperhatikan
kebutuhan, minat dan bakat yang di miliki siswanya.Kelemahan para pendidik
kita, mereka tidak pernah menggali masalah dan potensi para siswa.Pendidik
seharusnya memperhatikan kebutuhan anak bukan malah memaksakan sesuatu yang
membuat anak kurang aman dalam menuntut ilmu. Proses pendidikan yang baik
adalah dengan memberikan kesempatan pada anak untuk kreatif. Itu harus
dilakukan sebab pada dasarnya gaya berfikir anak tidak bisa diarahkan.
Selain kurang kreatifnya para pendidik dalam
membimbing siswa, kurikulum yang sentralistik membuat potret pendidikan semakin
buram.Kurikulum hanya di dasarkan pada pengetahuan pemerintah tanpa
memperhatikan kebutuhan masyarakat.Lebih parah lagi, pendidikan tidak mampu
menghasilkan lulusan yang kreatif. Ini salah satu kelemahan pemerintah dalam
membuat kurikulum, mereka tidak
memperhatikan kondisi di masyarakat bawah. Jadi, para lulusan hanya pintar mencari
kerja dan tidak pernah bisa menciptakan lapangan kerja sendiri, padahal
lapangan kerja yang tersedia terbatas.Kualitas pendidikan di Indonesia sangat
memprihatinkan.
B.
Rumusan masalah
1. Apa
itu pendidikan ?
2. Apa
saja masalah pendidikan yang terjadi di Indonesia?
3. Bagaimana
solusi yang paling tepat untuk mengatasi masalah tersebut?
4. Faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan di Indonesia?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian pendidikan
2. Untuk
mengetahui masalah pendidikan di Indonesia
3. Untuk
mengetahui solusi masalah pendidikan di indonesia
4. Untuk
mengetahui faktor-faktor masalah pendidikan yang ada di Indonesia
5. Untuk
menambah wawasan pustaka yang berhubungan dengan masalah dan pemecahan masalah
pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
pendidikan
Secara filosofis, hakikat pendidikan adalah penyerapan
informasi pengetahuan yang sebanyak-banyaknya dan pengkajian yang mendalam
serta uji coba dan penerapannya dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Istilah pendidikan sering kali tumpang tindih dengan
istilah pengajaran.Oleh karena itu, tidak heran jika pwndidikan terkadang juga
di katakan “pengajaran” atau sebaliknya, pengajaran disebut sebagai pendidikan.Ini
adalah sesuatu yang rancu, sebagaimana orang sering keliru memahami istilah
sekolah dan belajar.Belajar dikatakan identik dengan sekolah, padahal sekolah
hanyalah salah satu dari tempat belajar bagi peserta didik. Belajar merupakan
bagian dari proses pendidikan yang mencakup totalitas keunggulan kemanusiaan
sebagai hamba dan pemakmuran alam(khalifah)agar senantiasa bersahabat dan
memberikan kemanfaatan untuk kehidupan bersama.
Belajar atau sekolah sama-sama bermakna mencari ilmu yang merupakan
bagian penting dari proses pendidikan yang pada intinya adalah transfer ilmu
dan nilai moral. Ilmu berasal dari bahasa arab(‘alima). Kata ilmu ini biasanya
digabung dengan kata pengetahuan sehingga menjadi ilmu pengetahuan.Ilmu menurut
terminologidi artikan sebagai suatu keyakinan yang mantap dan sesuai dengan
fakta empirisnya, atau hasil gambaran berdasarkan rasio.
B. Masalah-masalah
pendidikan yang terjadi di Indonesia
Pembangunan pendidikan yang sudah dilaksanakan sejak
Indonesia merdeka telah memberikan hasil yang cukup mengagumkan sehingga secara
umum kualitas sumber daya manusia Indonesia jauh lebih baik. Namun dibandingkan
dengan Negara-negara ASEAN, kita masih ketinggalan jauh, oleh karena itu, upaya
yang lebih aktif perlu ditingkatkan agar bangsa kita tidak menjadi tamu
terasing di negeri sendiri terutama
karena terjajah oleh budaya asing dan terpaksa menari di atas irama gendang
orang lain. Upaya untuk membangun sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi,
berwawasan iptek, serta bermoral dan berbudaya bukanlah suatu pekerjaan yang
relatif ringan.Hal ini disebabkan dunia pendidikan kita masih menghadapi
berbagai masalah internal yang cukup mendasar dan bersifat kompleks.Kita masih
menghadapi sejumlah masalah yang sifatnya berantai sejak jenjang pendidikan
dasar sampai pendidikan tinggi. Rendahnya kualitas pada jenjang sekolah dasar
sangat penting untuk segera di atasi Karena sangat berpengaruh terhadap
pendidikan selanjutnya, ada beberapa masalah internal pendidikan yang dihadapi,
antara lain sebagai berikut.
1. Rendahnya
efiensi internal karena lamanya masa studi melampaui waktu standart yang sudah
ditentukan.
2.
Rendahnya
mutu akademik terutama penguasaan ilmu pengetahuan alam(IPA), matematika, serta
bahasa terutama bahasa inggris padahal penguasaan materi tersebut merupakan
kunci dalam menguasai menguasai dan
mengembangkan iptek.
3.
Rendahnya
pemerataan kesempatan belajar disertai banyaknya peserta didik yang putus
sekolah, serta banyaknya lulusan yang tidak melanjutkan kejenjang pendidikan
yang lebih tinggi. Hal ini identic dengan ciri-ciri kemiskinan.
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang di hadapi oleh
dunia pendidikan di tanah air kita ,yaitu:
1. Bagaimana semua warga
Negara dapat menikmati kesempatan pendidikan
2.Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan
ketrampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan
masyarakat ,Seperti yang telah di kemukakan di atas bahwa masalah yang di
hadapi di dunia pendidikan yaitu masalah warga Negara dapat menikmati kesempatan
pendidikan. Masalah pendidikan yang di maksud adalah
1. Masalah pemerataan pendidikan
Dalam
melaksanakan fungsinya sebagai wahana untuk memajukan bangsa dan kebudayaan
nasional, pendidikan nasional diharapkan dapat menyediakan ksesempatan yang
seluas-luanya bagi seluruh warga Negara Indonesia untuk memperoleh pendidikan.
Masalah
pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana system pendidikan dapat
menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga Negara untuk
memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahan bagi pembangunan
sumber daya manusia untuk menunjang
pembangunan. Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga
Negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat ditampung didalam system
pendidikan atau lembaga pendidikan
karena minimnya fasilitas yang tersedia.
Masalah pemerataan pendidikan di
pandang penting sebab jika anak –anak usia sekolah memperoleh kesempatan
belajar pada Sekolah Dasar ,maka mereka memiliki bekal dasar berupa kemampuan membaca ,
menulis dan berhitung sehingga mereka dapat mengikuti perkembangan kmajuan
melalui media masa dan sumber belajar yang tersedia baik mereka itu nantinya
berperan sebagai produsen maupun konsumen dengan demikian mereka tidak
terbelakang dan menjadi penghambat pembangunan.
Oleh karena itu, dengan melihat tujuan yang terkandung dalam
upaya pendidikan tersebut yaitu menyiap kan masyarakat untuk dapat
berpartisipasi dalam pembangunan, maka setelah upaya pembangunan pendidikan
terpenuhi, mulai di perhatikan juga upaya pemerataan untuk pendidikan.
2. Masalah
mutu pendidikan
Yang menjadi persoalan ialah bahwa cara pengukuran
mutu produk tersebut tidak mudah. Dan pada umumnya hanya dengan mengasosiasikan
dengan hasil belajar yang sering dikenal dengan EBTA atau sekarang yang di
sebut dengan UN(Ujian Nasional)yang pada kenyataannya membuat para siswa
ketakutan dan frustasi.
Padahal hasil belajar yang bermutu hanya mungkin
dicapai melalui proses belajar yang
bermutu. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit di harapkan terjadinya
hasil belajar yang bermutu. Jika tidak terjadi belajar secar optimal akan menghasilkan skor hasil ujian yang baik
maka hampir dapat di pastikan bahwa
hasil belajar tersebut adalah semu. Berarti pokok permasalahan mutu pendidikan
lebih terletak pada masalah pemrosesan pendidikan.Selanjutnya kelancaran
pemrosesan pendidikan di tunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari
peserta didik, tenaga kependidikkan, kurikulum, sarana pembelajaran, dan juga
masyarakat sekitar.
3. Masalah
kurikulum
Jika dibandingkan dengan kurikulum di Negara maju, kurikulum
yang di jalankan di Indonesia terlalu kompleks. Hal ini akan berakibat bagi
guru dan siswa. Siswa akan terbebani dengan segudang materi yang harus
dikuasainya. Siswa harus berusaha keras untuk memahami dan mengejar materi yang
sudah ditargetkan. Hal ini akan mengakibatkan siswa tidak akan memahami seluruh
materi yang diajarkan .siswa akan lebih memilih untuk mempelajari materi dan
hanya memahami sepintas tentang materitersebut. Dampaknya, pengetahuan siswa
akan sangat terbatas dan siswa kurang mengeluarkan potensinya, daya saing siswa
akan berkurang.
Selain
berdampak pada siswa,guru juga akan mendapat dampaknya. tugas guru akan semakin
menumpuk dan kurang maksimal dalam memberikan pengajaran. Guru akan terbebani
dengan pencapain target materi yang terlalu banyak, sekalipun masih banyak
siswa yang mengalami kesulitan, guru harus tetp melanjutkan materi. Hal ini
tidak sesuai dengan peran guru.
4. Masalah
Efisiensi Pendidikan
Pada hakikatnya masalah efisiensi adalah masalah
pengelolaan pendidikan, terutama dalam pemanfaatandana dan sumber daya manusia.
Efisiensi artinya dengan menggunakan tenaga dan biaya
sekecil-kecilnya dapat diperoleh hasil yang sebesar-besarnya. Jadi, sistem
pendidikan yang efisien ialah dengan tenaga dan dana yang terbatas dapat
dihasilkan sejumlah besar lulusan yang berkualitas tinggi. Oleh sebab itu,
keterpaduan pengelolaan pendidikan harus tampak diantara semua unsur dan unit
jajaran departemen pendidikan dan kebudayaan.
Para ahli banyak mengatakn bahwa system pendidikan
sekarang ini masih kurang efisien. Hal ini tampak dari banyaknya anak drop-out,banyak anak yang belum
dapat pelayanan pendidikan, banyak anak
yang tinggal kelas, dan kurang dapat pelayanan yang semestinya bagi anak-anak
yang lemah maupun yang luar biasa cerdas dan genius.
Oleh karena itu, harus berusaha untuk menemukan cara
agar pelaksanaan pendidikan menjadi efisien.
Masalah efisien pendidikan mempersoalkan bagaimana
suatu system pendidikan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan
pendidikan.Jika penggunaannya hemat, dan tepat sasaran dikatakan efisiensinya
tinggi.
Beberapa
masalah efisiensi pendidikan yang penting adalah:
a. Bagaimana
tenaga pendidikan di fungsikan
b. Bagaimana
prasarana dan sarana pendidikan di gunakan
c. Bagaimana pendidikan di selenggarakan
d. Masalah
efisiensi dalam memfungsikan tenaga.
Masalah ini meliputi pengangkatan, penempatan, dan pengembangan
kependidikan.Masalah pengangkatan terletak pada kesenjangan antara stok tenaga
yang tersedia dengan jatah pengangkatan yang sangat terbatas.Pada masa 5 tahun
terakhir ini jatah pengangkatan setiap tahunnya hanya sekitar 20% dari
kebutuhan tenaga lapangan.Sedangkan persediaan tenaga siap diangkat lebih besar
daripada kebutuhan dilapangan.Dengan demikian berat lebih dari 80% tenaga yang
tersedia tidak segera difungsikan.Ini terjadi kemubadziran yang terselubung,
karena biaya investasi pengadaan tenaga tidak segera terbayar kembali melalui
pengabdian.Dan tenaga kependidikan khususnya guru tidak disiapkan untuk
berwirausaha.
Masalah penempatan guru, khususnya guru bidang
penempatan studi, sering mengalami kepincangan, tidak di sesuaikan dengan kebutuhan
dilapangan. Suatu sekolah menerima guru baru dalam bidang studi yang sudah
cukup atau bahkan sudah kelebihan, sedang guru bidang studi yang dibutuhkan
tidak di berikan karena terbatasnya jatah pengangkatan sehingga di tempatkan di
daerah sekolah-sekolah tertentu seorang guru bidang studi harus merangkap
mengajarkan bidang studi diluar kewenangannya, meskipun persediaan tenaga yang
direncanakan secara makro telah mencukupi kebutuhan, namun mengalami masalah
penempatan karena terbatasnya jumlah yang diangkat dan sulitnya menjaring
tenaga kerja yang tersedia di daerah terpencil.
Masalah pengembangan tenaga kependidikan di lapangan
biasanya terlambat, khususnya pada saat menyongsong hadirnya kurikulum
baru.Setiap pembaruan kurikulum menuntut adanya penyesuaian dari para pelaksana
lapangan.Dapat dikatakan umumnya penanganan pengembangan tenaga pelaksana di
lapangan sangat lambat.Padahal prose pembekalan untuk dapat siap melaksanakan
kurikulumbaru sangat memakan waktu.Akibatnya terjadi kesenjangan antara saat di
rencanakan berlakunya kurikulumdengan saat mulai dilaksanakan dan pendidikan
berlangsung kurang efisien dan efektif.
5. Masalah mahalnya biaya pendidikan
Pendidikan bermutu itu mahal, mahalnya biaya yang
harus di keluarkan masyarakat untuk mengenyamkan bangku pendidikan. Mahalnya
biaya pendidikan dari taman kanak-kanak(TK) hingga perguruan tinggi membuat
masyarakat miskintidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Ini
adalah masalah utama dalam system pendidikan di Indonesia. Pendidikan yang
bermutu itu mahal, mungkin seperti itulah yang terjadi sekarang ini, biaaya
pendidikan dari TK sampai dengan jenjang
perkuliahan dirasakn masih mahal. Banyak pelajar yang putus sekolah karena
mahalnya biaya pendidikan yang harus mereka bayar untuk bisa mengenyam
pendidikan itu. Meskipun anggaran pendidikan dari pemerintah terbilang banyak,
namun masih belum bisa berjalan baik.
Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah, atau
tepatnya, tidak harus murah atau gratis.Tetapi persoalannya siapa yang
seharusnya membayarnya?Pemerintahlah sebenarnya yang berkewajiban untuk
menjamin setiap warganya memperoleh pendidikan dan menjamin akses masyarakat
bawah untuk mendapatkan pendidikan bermutu.Akan tetapi, kenyataannya pemerintah
justru ingin berkilah dari tanggung jawab. Padahal keterbatasan dana tidak
dapat di jadikan alasan bagi pemerintah untuk”cuci tangan”.
C.
Solusi
pemecahan masalah pendidikan di Indonesia
1.
Solusi Masalah
Pemerataan Pendidikan
Banyak macam pemecahan masalah yang telah dan sedang dilakukan
oleh pemerintah untuk meningkatkan pendidikan dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, langka-langkah yang ditempuh yaitu melalui cara konvensional
dan cara inovatif
Cara konvensional antara
lain:
a. Membangungedung
sekolah seperti SD inprs dan atau ruangan belajar.
b. Menggunakan
gedung sekolah untuk double shift (system pergantian pagi dan sore)
Sehubungan dengan itu yang perlu digalakkan utamanya untuk
pendidikan dasar ialah membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat yang
kurang mampu agar mau menyekolahkan anak.
Cara inovatif antara lain:
Sistem
pamong(pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau inpact system,
system tersebut di rintis di solo dan di seminasikan ke beberapa provinsi.
a. SD
kecil pada daerah terpencil
b. Sitem
guru kunjung
c. SMP
terbuka
d. Kejar
paket A dan B
e. Belajar
jarak jauh, seperti universitas terbuka
2.
Solusi
Masalah Mutu Pendidikan
Meskipun untuk tiap-tiap jenis dan jenjang pendidikan
masing-masing memiliki kekhususan, namun pada dasarnya pemecahan masalah mutu
pendidikan bersasaran pada perbaikan kualitas komponen pendidikan serta
mobilitas komponen-komponen tersebut.
Upaya pemecahan
masalah-masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat
sebagai fisik dan lunak, personalia, dan manajemen sebagai berikut:
a. Seleksi
yang lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnya untuk SLTA dan PT.
b. Penyempurnaan
kurikulum.
c. Pengembangan
kemampuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut.
d. Pengembangan
prasarana yang menciptakanlingkungan yang tenteram untuk belajar.
e. Penyempurnaan
sarana belajar seperti buku paket,media pembelajaran.
f.
Peningkatan administrasi manajemen
khususnya yang mengenai anggaran.
g. Kegiatan
pengendalian mutu.
3.
Solusi
Masalah Kurikulum
Pada kenyataannya karena adanya perbedaan kemampuan
dan pengetahuan guru, belum semua guru mampu mengembangkan kegiatan
pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa untuk mengamati fenomena yang terjadi
yang berhubungan dengan materi pelajarannya.Hal ini lah salah satunya yang
menjadi hambatan dalam pelaksanaan kurikulum. Oleh karena itu sangat perlu bagi
masing-masing sekolah mengadakan kegiatan:
1. Lesson study ataupun workshop yang membahas cara mengajarkan
kegiatan pembelajaran yang dimaksudkan dalam kurikulum.
Lesson study merupakan suatu upaya meningkatkanproses
dan hasil pembelajaranyang dilaksanakan secara kolaborasi dan berkelanjutan
oleh sekelompok guru. Dengan berkolaborasi
guru mampu mengembangkan melalui lesson study guru dapat memperoleh
penetahuan dari guru lainnya atau narasumber. Hal ini diperoleh melalui adanya
umpan balik dari anggota lesson study.Sehingga kemampuan guru semakin hari
semakin bertambah baik dengan melakukan conto kemudian di kritisi ataupun dari
memperhatikan contoh kemudian mengkitisi.
2. Pertemuan
antar sekolah yang sudah menerapkan kurikulum baru
Pertemuan ini mengumpulkan semua perwakilan sekolah
yang ditunjuk melaksanakan kurikulum baru untuk mengevaluasi tahap awal penerapan
pola pembelajaran baru dalam sebulan terakhir.Pertemuan ini penting sebab
sebagian sekolah merasa mampu menerapkan kurikulum baru dengan baik, namun yang
lain kesulitan. Sehingga dengan adanya forum ini akan terjalin tukar menukar
pengalaman tentang pelaksanaan kurikulum baru di masing-masing sekolah.
4.
Solusi
Masalah Efisiensi Pendidikan
Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi
masalah-masalah efisiensi dalam pendidikan di antaranya:
a. Pendidikan
efektif perlu ditingkatkan secara terprogram.
b. Pengadaan
dan pendistribusian sarana pembelajaran harus di barengi dengan membekali
kemampuan sikap, dan keterampilan calon pemakai, serta harus dilandasi dengan
konsep yang jelas.
c. Melakukan
penyusunan yang mantap terhadap potensi siswa melalui keragaman jenis program
studi.
d. Memberi
perhatian terhadap tenga kependidikan(prajabatan dan jabatan)
5.
Solusi
Mahalnya Biaya Pendidikan
Besar kecilnya subsidi pemerintah inilah yang membuat
mahal atau murahnya biaya pendidikan yang harus dibayarkan oleh orang tua atas
masyarakat.Kalau kita ingin biayay pendidikan tidak mahal maka subsidi
pemerintah harus besar. Usaha untuk menjadikan pendidikan tidak mahal untuk
“dikonsumsi” orang tua dan masyarakat sebenarnya sudah dialaksanakan
pemerintah,baik dengan meningkatkan subsidi maupun membangkitkan partisipasi
masyarakat.
Dari berbagai masalah yang diungkapkan diatas maka
harus ada solusi bagaimana agar pendidikan dapat berjalan dengan baik,
terjangkau oleh masyarakat dan tetap sebanding dengan mutu pendidikan yang
diperoleh oleh masyarakat. Karena hak mendapatkan fasilitas biaya pendidikan
murah(gratis) merupakan hak masyarakat sebagai pembayar pajak.
1. Diperlukan
kejujuran dan rencana yang strategis dari jajaran birokrasi pendidikan, umtuk
mengimplementasikan anggaran pendidikan pada program pembiayaan pendidikan
gratis(murah)bagi masyarakat.
2. Dalam
sekolah(dunia pendidikan)harus di bersihkan dari berbagai biaya pungutan,
seperti biaya LKS, biaya seragam, biaya uang gedung, biaya ekstrakulikuler dan
lain-lain. Oleh karena itu, harusnya program pemberantasan korupsi harus bisa
menyentuh dunia pendidikan terutama di sekolah-sekolah.
3. Kebijakan
dari bidang pendidikan yang menyepakati program kapasitasi pendidikan harus di
berhentikan atau di hapus.
Selanjutnya untuk mengatasi anggapan masyarakat yang
menganggap
Bahwa mahalnya biaya apendidikan karena adanya praktik
korupsi yang dilakukan pejabat dan birokrasi sekolah solusi yang kiranya perlu
dilakukan oleh sekolah adalah di setiap akhir tahun sekolah perlu menyampaikan
laporan tentang keuagan kepada wali murid, baik uang masuk maupun pengeluaran
uang sekolah. Dalam penyampaian laporan perlu disertai bukti atau kwitansi yang
jelas atau sah, sehingga wali murid dapat percaya bahwa tidak ada penyelewengan
dana.
D. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan
1. Perkembangan
IPTEK
Sejalan dengan berkembangnya arus globalisasi di
Negara kita, terutama dengn pesatnya peningkatan teknologi komunikasi, membuat
segala sesuatu harus dilakukan dengan cepat.Implikasinya di dalam masyarakat
sangat terasa.Oleh karena itu pendidikan harus senantiasa menyesuaikan diri
dengan perkembangan zaman.Factor inilah yang membuat masyarakat pedesaan
semakin ketinggalan dengan segala informasi yang ada.sekolah-sekolah di
pelosokpun selalu terlambat mendapatkan informasi penting.
2. Laju
Pertumbuhan Peduduk
Dengan bertambahnya jumlah penduduk , maka penyediaan
prasarana dan sarana pendidikan beserta komponen penunjang terselenggaranya
pendidikan hrus ditambah. Dan ini berarti beban pembangunan nasional menjadi
bertambah. Pertambahan penduduk yang diiringi
dengan meningkatnya usia rata-rata dan penurunan angka kematian
mengakibatkan berubahnya struktur kependudukan, yaitu proporsi usia sekolah
dasar menurun, sedang proporsi usia sekolah lanjutan, angkatan kerja, dan
penduduk usia tua meningkat berkat kemajuan bidang gizi dan kesehatan. Dengan
demikian terjadi pergeseran permintaan akan fasilitas pendidikan, yaitu untuk
sekolah lanjutan cenderung lebih meningkat disbanding dengan permintaan akan
fasilitas sekolah dasar.
Penyebaran penduduk di
seluruh pelosok tanah air tidak merata.Ada daerah yang padat penduduk, terutama
di kota-kota besar dan daerah yang penduduknya jarang yaitu daerah pedalaman
khususnya didaerah terpencil yang berlokasi di pegunungan dan di pulau-pulau.
Sebaran penduduk seperti di gambarkan itu menimbulkan kesulitan dalam
penyediaan sarana pendidikan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Persoalan-persoalan atau permasalahan yang dihadapi
oleh dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia.Dunia pendidikan kita masih
menghadapi berbagai masalah internal yang cukup mendasar dan bersifat
kompleks.Kita masih menghadapi sejumlah masalah yang sifatnya berantai sejak
jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi.Rendahnya kualitas pada
jenjang sekolah dasar sangat penting untuk segera diatasi karena sangat
berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya.
Saran
Dengan di kemukakan masalah-masalah pokok pendidikan,
disarankan para pembaca turut mengupayakan alternative untuk mencari solusi
terhadap masalah-masalah pendidikan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Drs.Hasan Bahri M.Ag dan Drs.Beni Ahmad
Saebani.M.Si.2010.Ilmu Pendidikan Islam jilid 2. Bandung: Pustaka Setia
Dr. Moh. Roqib, M.Ag. 2009. Ilmu Pendidikan Islam.
Yogyakarta: PT LKiS Priting Cemerlang
https://elviana09.wordpress.com/2014/05/31/masalah-masalah-pendidikan-dan-upaya-solusinya/
https://alifqofrahamzah.blogspot.co.id/2015/11/makalah-tentang-problematika-pendidikan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar