Rabu, 18 Oktober 2017

MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH DALAM PENDIDIKAN

BAB 1
PENDAHULUAN



A.      Latar Belakang
     Pendidikan di Indonesia semakin hari kualitasnya semakin makin rendah, berdasarkan survey united nations educational, scientific  and cultural organization(UNESCO), terhadap kualitas pendidikan di Negara-negara berkembang di Asia Pasific, Indonesia menempatiperingkat 10 dari 14 negara. Sedangkan kualitas pada guru, kualitasnya berada padalevel 14 dari 14 negara berkembang.
Salah satu factor rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah karena lemahnya para guru dalam menggali potensi anak.Para pendidik sering kali memaksakan kehendaknya tanpa pernah memperhatikan kebutuhan, minat dan bakat yang di miliki siswanya.Kelemahan para pendidik kita, mereka tidak pernah menggali masalah dan potensi para siswa.Pendidik seharusnya memperhatikan kebutuhan anak bukan malah memaksakan sesuatu yang membuat anak kurang aman dalam menuntut ilmu. Proses pendidikan yang baik adalah dengan memberikan kesempatan pada anak untuk kreatif. Itu harus dilakukan sebab pada dasarnya gaya berfikir anak tidak bisa diarahkan.

Selain kurang kreatifnya para pendidik dalam membimbing siswa, kurikulum yang sentralistik membuat potret pendidikan semakin buram.Kurikulum hanya di dasarkan pada pengetahuan pemerintah tanpa memperhatikan kebutuhan masyarakat.Lebih parah lagi, pendidikan tidak mampu menghasilkan lulusan yang kreatif. Ini salah satu kelemahan pemerintah dalam membuat  kurikulum, mereka tidak memperhatikan kondisi di masyarakat bawah. Jadi, para lulusan hanya pintar mencari kerja dan tidak pernah bisa menciptakan lapangan kerja sendiri, padahal lapangan kerja yang tersedia terbatas.Kualitas pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan.

B.      Rumusan masalah                                                                                      
1.      Apa itu pendidikan ?
2.      Apa saja masalah pendidikan yang terjadi di Indonesia?
3.      Bagaimana solusi yang paling tepat untuk mengatasi masalah tersebut?
4.      Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi berkembangnya masalah pendidikan di Indonesia?
C.      Tujuan      
1.      Untuk mengetahui pengertian pendidikan
2.      Untuk mengetahui masalah pendidikan di Indonesia
3.      Untuk mengetahui solusi masalah pendidikan di indonesia
4.      Untuk mengetahui faktor-faktor masalah pendidikan yang ada di Indonesia
5.      Untuk menambah wawasan pustaka yang berhubungan dengan masalah dan pemecahan masalah pendidikan


















BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian pendidikan
Secara filosofis, hakikat pendidikan adalah penyerapan informasi pengetahuan yang sebanyak-banyaknya dan pengkajian yang mendalam serta uji coba dan penerapannya dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Istilah pendidikan sering kali tumpang tindih dengan istilah pengajaran.Oleh karena itu, tidak heran jika pwndidikan terkadang juga di katakan “pengajaran” atau sebaliknya, pengajaran disebut sebagai pendidikan.Ini adalah sesuatu yang rancu, sebagaimana orang sering keliru memahami istilah sekolah dan belajar.Belajar dikatakan identik dengan sekolah, padahal sekolah hanyalah salah satu dari tempat belajar bagi peserta didik. Belajar merupakan bagian dari proses pendidikan yang mencakup totalitas keunggulan kemanusiaan sebagai hamba dan pemakmuran alam(khalifah)agar senantiasa bersahabat dan memberikan kemanfaatan untuk kehidupan bersama.
          Belajar atau sekolah sama-sama bermakna mencari ilmu yang merupakan bagian penting dari proses pendidikan yang pada intinya adalah transfer ilmu dan nilai moral. Ilmu berasal dari bahasa arab(‘alima). Kata ilmu ini biasanya digabung dengan kata pengetahuan sehingga menjadi ilmu pengetahuan.Ilmu menurut terminologidi artikan sebagai suatu keyakinan yang mantap dan sesuai dengan fakta empirisnya, atau hasil gambaran berdasarkan rasio.

B.      Masalah-masalah pendidikan yang terjadi di Indonesia
Pembangunan pendidikan yang sudah dilaksanakan sejak Indonesia merdeka telah memberikan hasil yang cukup mengagumkan sehingga secara umum kualitas sumber daya manusia Indonesia jauh lebih baik. Namun dibandingkan dengan Negara-negara ASEAN, kita masih ketinggalan jauh, oleh karena itu, upaya yang lebih aktif perlu ditingkatkan agar bangsa kita tidak menjadi tamu terasing  di negeri sendiri terutama karena terjajah oleh budaya asing dan terpaksa menari di atas irama gendang orang lain. Upaya untuk membangun sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi, berwawasan iptek, serta bermoral dan berbudaya bukanlah suatu pekerjaan yang relatif ringan.Hal ini disebabkan dunia pendidikan kita masih menghadapi berbagai masalah internal yang cukup mendasar dan bersifat kompleks.Kita masih menghadapi sejumlah masalah yang sifatnya berantai sejak jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Rendahnya kualitas pada jenjang sekolah dasar sangat penting untuk segera di atasi Karena sangat berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya, ada beberapa masalah internal pendidikan yang dihadapi, antara lain sebagai berikut.
1.      Rendahnya efiensi internal karena lamanya masa studi melampaui waktu standart yang sudah ditentukan.
2.       Rendahnya mutu akademik terutama penguasaan ilmu pengetahuan alam(IPA), matematika, serta bahasa terutama bahasa inggris padahal penguasaan materi tersebut merupakan kunci dalam menguasai  menguasai dan mengembangkan iptek.
3.       Rendahnya pemerataan kesempatan belajar disertai banyaknya peserta didik yang putus sekolah, serta banyaknya lulusan yang tidak melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini identic dengan ciri-ciri kemiskinan.
           Pada dasarnya  ada dua masalah pokok yang di hadapi oleh dunia pendidikan di tanah air kita ,yaitu:
                    1. Bagaimana semua warga Negara dapat menikmati kesempatan pendidikan
2.Bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan ketrampilan kerja yang mantap untuk dapat terjun ke dalam kancah kehidupan masyarakat ,Seperti yang telah di kemukakan di atas bahwa masalah yang di hadapi di dunia pendidikan yaitu masalah  warga Negara dapat menikmati kesempatan pendidikan. Masalah pendidikan yang di maksud adalah
1.         Masalah pemerataan pendidikan
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai wahana untuk memajukan bangsa dan kebudayaan nasional, pendidikan nasional diharapkan dapat menyediakan ksesempatan yang seluas-luanya bagi seluruh warga Negara Indonesia untuk memperoleh pendidikan.
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana system pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga Negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan itu menjadi wahan bagi pembangunan sumber  daya manusia untuk menunjang pembangunan. Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga Negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat ditampung didalam system pendidikan  atau lembaga pendidikan karena minimnya fasilitas yang tersedia.
           Masalah pemerataan pendidikan di pandang penting sebab jika anak –anak usia sekolah memperoleh kesempatan belajar pada Sekolah Dasar ,maka mereka memiliki  bekal dasar berupa kemampuan membaca , menulis dan berhitung sehingga mereka dapat mengikuti perkembangan kmajuan melalui media masa dan sumber belajar yang tersedia baik mereka itu nantinya berperan sebagai produsen maupun konsumen dengan demikian mereka tidak terbelakang dan menjadi penghambat pembangunan.
          Oleh karena itu,  dengan melihat tujuan yang terkandung dalam upaya pendidikan tersebut yaitu menyiap kan masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam pembangunan, maka setelah upaya pembangunan pendidikan terpenuhi, mulai di perhatikan juga upaya pemerataan untuk pendidikan.
2.      Masalah mutu pendidikan
Yang menjadi persoalan ialah bahwa cara pengukuran mutu produk tersebut tidak mudah. Dan pada umumnya hanya dengan mengasosiasikan dengan hasil belajar yang sering dikenal dengan EBTA atau sekarang yang di sebut dengan UN(Ujian Nasional)yang pada kenyataannya membuat para siswa ketakutan dan frustasi.
Padahal hasil belajar yang bermutu hanya mungkin dicapai melalui  proses belajar yang bermutu. Jika proses belajar tidak optimal sangat sulit di harapkan terjadinya hasil belajar yang bermutu. Jika tidak terjadi belajar secar optimal  akan menghasilkan skor hasil ujian yang baik maka hampir dapat  di pastikan bahwa hasil belajar tersebut adalah semu. Berarti pokok permasalahan mutu pendidikan lebih terletak pada masalah pemrosesan pendidikan.Selanjutnya kelancaran pemrosesan pendidikan di tunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari peserta didik, tenaga kependidikkan, kurikulum, sarana pembelajaran, dan juga masyarakat sekitar.

3.      Masalah kurikulum
Jika dibandingkan dengan kurikulum di Negara maju, kurikulum yang di jalankan di Indonesia terlalu kompleks. Hal ini akan berakibat bagi guru dan siswa. Siswa akan terbebani dengan segudang materi yang harus dikuasainya. Siswa harus berusaha keras untuk memahami dan mengejar materi yang sudah ditargetkan. Hal ini akan mengakibatkan siswa tidak akan memahami seluruh materi yang diajarkan .siswa akan lebih memilih untuk mempelajari materi dan hanya memahami sepintas tentang materitersebut. Dampaknya, pengetahuan siswa akan sangat terbatas dan siswa kurang mengeluarkan potensinya, daya saing siswa akan berkurang.
Selain berdampak pada siswa,guru juga akan mendapat dampaknya. tugas guru akan semakin menumpuk dan kurang maksimal dalam memberikan pengajaran. Guru akan terbebani dengan pencapain target materi yang terlalu banyak, sekalipun masih banyak siswa yang mengalami kesulitan, guru harus tetp melanjutkan materi. Hal ini tidak sesuai dengan peran guru.
4.      Masalah Efisiensi Pendidikan
Pada hakikatnya masalah efisiensi adalah masalah pengelolaan pendidikan, terutama dalam pemanfaatandana dan sumber daya manusia.
Efisiensi artinya dengan menggunakan tenaga dan biaya sekecil-kecilnya dapat diperoleh hasil yang sebesar-besarnya. Jadi, sistem pendidikan yang efisien ialah dengan tenaga dan dana yang terbatas dapat dihasilkan sejumlah besar lulusan yang berkualitas tinggi. Oleh sebab itu, keterpaduan pengelolaan pendidikan harus tampak diantara semua unsur dan unit jajaran departemen pendidikan dan kebudayaan.

Para ahli banyak mengatakn bahwa system pendidikan sekarang ini masih kurang efisien. Hal ini tampak dari banyaknya anak drop-out,banyak anak yang belum dapat  pelayanan pendidikan, banyak anak yang tinggal kelas, dan kurang dapat pelayanan yang semestinya bagi anak-anak yang lemah maupun yang luar biasa cerdas dan genius.
Oleh karena itu, harus berusaha untuk menemukan cara agar pelaksanaan pendidikan menjadi efisien.

Masalah efisien pendidikan mempersoalkan bagaimana suatu system pendidikan mendayagunakan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan.Jika penggunaannya hemat, dan tepat sasaran dikatakan efisiensinya tinggi.

Beberapa masalah efisiensi pendidikan yang penting adalah:
a.      Bagaimana tenaga pendidikan di fungsikan
b.      Bagaimana prasarana dan sarana pendidikan di gunakan
c.        Bagaimana pendidikan di selenggarakan
d.      Masalah efisiensi dalam memfungsikan tenaga.
Masalah ini meliputi pengangkatan, penempatan, dan pengembangan kependidikan.Masalah pengangkatan terletak pada kesenjangan antara stok tenaga yang tersedia dengan jatah pengangkatan yang sangat terbatas.Pada masa 5 tahun terakhir ini jatah pengangkatan setiap tahunnya hanya sekitar 20% dari kebutuhan tenaga lapangan.Sedangkan persediaan tenaga siap diangkat lebih besar daripada kebutuhan dilapangan.Dengan demikian berat lebih dari 80% tenaga yang tersedia tidak segera difungsikan.Ini terjadi kemubadziran yang terselubung, karena biaya investasi pengadaan tenaga tidak segera terbayar kembali melalui pengabdian.Dan tenaga kependidikan khususnya guru tidak disiapkan untuk berwirausaha.

Masalah penempatan guru, khususnya guru bidang penempatan studi, sering mengalami kepincangan, tidak di sesuaikan dengan kebutuhan dilapangan. Suatu sekolah menerima guru baru dalam bidang studi yang sudah cukup atau bahkan sudah kelebihan, sedang guru bidang studi yang dibutuhkan tidak di berikan karena terbatasnya jatah pengangkatan sehingga di tempatkan di daerah sekolah-sekolah tertentu seorang guru bidang studi harus merangkap mengajarkan bidang studi diluar kewenangannya, meskipun persediaan tenaga yang direncanakan secara makro telah mencukupi kebutuhan, namun mengalami masalah penempatan karena terbatasnya jumlah yang diangkat dan sulitnya menjaring tenaga kerja yang tersedia di daerah terpencil.

Masalah pengembangan tenaga kependidikan di lapangan biasanya terlambat, khususnya pada saat menyongsong hadirnya kurikulum baru.Setiap pembaruan kurikulum menuntut adanya penyesuaian dari para pelaksana lapangan.Dapat dikatakan umumnya penanganan pengembangan tenaga pelaksana di lapangan sangat lambat.Padahal prose pembekalan untuk dapat siap melaksanakan kurikulumbaru sangat memakan waktu.Akibatnya terjadi kesenjangan antara saat di rencanakan berlakunya kurikulumdengan saat mulai dilaksanakan dan pendidikan berlangsung kurang efisien dan efektif.

5.        Masalah mahalnya biaya pendidikan
Pendidikan bermutu itu mahal, mahalnya biaya yang harus di keluarkan masyarakat untuk mengenyamkan bangku pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari taman kanak-kanak(TK) hingga perguruan tinggi membuat masyarakat miskintidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Ini adalah masalah utama dalam system pendidikan di Indonesia. Pendidikan yang bermutu itu mahal, mungkin seperti itulah yang terjadi sekarang ini, biaaya pendidikan dari TK  sampai dengan jenjang perkuliahan dirasakn masih mahal. Banyak pelajar yang putus sekolah karena mahalnya biaya pendidikan yang harus mereka bayar untuk bisa mengenyam pendidikan itu. Meskipun anggaran pendidikan dari pemerintah terbilang banyak, namun masih belum bisa berjalan baik.
Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah, atau tepatnya, tidak harus murah atau gratis.Tetapi persoalannya siapa yang seharusnya membayarnya?Pemerintahlah sebenarnya yang berkewajiban untuk menjamin setiap warganya memperoleh pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk mendapatkan pendidikan bermutu.Akan tetapi, kenyataannya pemerintah justru ingin berkilah dari tanggung jawab. Padahal keterbatasan dana tidak dapat di jadikan alasan bagi pemerintah untuk”cuci tangan”.

C.      Solusi pemecahan masalah pendidikan di Indonesia

1.      Solusi Masalah Pemerataan Pendidikan
Banyak macam pemecahan masalah yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, langka-langkah yang ditempuh yaitu melalui cara konvensional dan cara inovatif
Cara konvensional antara lain:
a.      Membangungedung sekolah seperti SD inprs dan atau ruangan belajar.
b.      Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (system pergantian pagi dan sore)
Sehubungan dengan itu yang perlu digalakkan utamanya untuk pendidikan dasar ialah membangkitkan kemauan belajar bagi masyarakat yang kurang mampu agar mau menyekolahkan anak.
                          Cara inovatif antara lain:
Sistem pamong(pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru) atau inpact system, system tersebut di rintis di solo dan di seminasikan ke beberapa provinsi.
a.      SD kecil pada daerah terpencil
b.      Sitem guru kunjung
c.       SMP terbuka
d.      Kejar paket A dan B
e.      Belajar jarak jauh, seperti universitas terbuka

2.      Solusi Masalah Mutu Pendidikan
Meskipun untuk tiap-tiap jenis dan jenjang pendidikan masing-masing memiliki kekhususan, namun pada dasarnya pemecahan masalah mutu pendidikan bersasaran pada perbaikan kualitas komponen pendidikan serta mobilitas komponen-komponen tersebut.
Upaya pemecahan masalah-masalah mutu pendidikan dalam garis besarnya meliputi hal-hal yang bersifat sebagai fisik dan lunak, personalia, dan manajemen sebagai berikut:
a.      Seleksi yang lebih rasional terhadap masukan mentah, khususnya untuk SLTA dan PT.
b.      Penyempurnaan kurikulum.
c.       Pengembangan kemampuan tenaga kependidikan melalui studi lanjut.
d.      Pengembangan prasarana yang menciptakanlingkungan yang tenteram untuk belajar.
e.      Penyempurnaan sarana belajar seperti buku paket,media pembelajaran.
f.        Peningkatan administrasi manajemen khususnya yang mengenai anggaran.
g.      Kegiatan pengendalian mutu.


3.      Solusi Masalah Kurikulum
Pada kenyataannya karena adanya perbedaan kemampuan dan pengetahuan guru, belum semua guru mampu mengembangkan kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi siswa untuk mengamati fenomena yang terjadi yang berhubungan dengan materi pelajarannya.Hal ini lah salah satunya yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan kurikulum. Oleh karena itu sangat perlu bagi masing-masing sekolah mengadakan kegiatan:
1.      Lesson study ataupun workshop yang membahas cara mengajarkan kegiatan pembelajaran yang dimaksudkan dalam kurikulum.
Lesson study merupakan suatu upaya meningkatkanproses dan hasil pembelajaranyang dilaksanakan secara kolaborasi dan berkelanjutan oleh sekelompok guru. Dengan berkolaborasi  guru mampu mengembangkan melalui lesson study guru dapat memperoleh penetahuan dari guru lainnya atau narasumber. Hal ini diperoleh melalui adanya umpan balik dari anggota lesson study.Sehingga kemampuan guru semakin hari semakin bertambah baik dengan melakukan conto kemudian di kritisi ataupun dari memperhatikan contoh kemudian mengkitisi.
2.      Pertemuan antar sekolah yang sudah menerapkan kurikulum baru
Pertemuan ini mengumpulkan semua perwakilan sekolah yang ditunjuk melaksanakan kurikulum baru untuk mengevaluasi tahap awal penerapan pola pembelajaran baru dalam sebulan terakhir.Pertemuan ini penting sebab sebagian sekolah merasa mampu menerapkan kurikulum baru dengan baik, namun yang lain kesulitan. Sehingga dengan adanya forum ini akan terjalin tukar menukar pengalaman tentang pelaksanaan kurikulum baru di masing-masing sekolah.

4.      Solusi Masalah Efisiensi Pendidikan
Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah-masalah efisiensi dalam pendidikan di antaranya:
a.      Pendidikan efektif perlu ditingkatkan secara terprogram.
b.      Pengadaan dan pendistribusian sarana pembelajaran harus di barengi dengan membekali kemampuan sikap, dan keterampilan calon pemakai, serta harus dilandasi dengan konsep yang jelas.
c.       Melakukan penyusunan yang mantap terhadap potensi siswa melalui keragaman jenis program studi.
d.      Memberi perhatian terhadap tenga kependidikan(prajabatan dan jabatan)

5.      Solusi Mahalnya Biaya Pendidikan
Besar kecilnya subsidi pemerintah inilah yang membuat mahal atau murahnya biaya pendidikan yang harus dibayarkan oleh orang tua atas masyarakat.Kalau kita ingin biayay pendidikan tidak mahal maka subsidi pemerintah harus besar. Usaha untuk menjadikan pendidikan tidak mahal untuk “dikonsumsi” orang tua dan masyarakat sebenarnya sudah dialaksanakan pemerintah,baik dengan meningkatkan subsidi maupun membangkitkan partisipasi masyarakat.

Dari berbagai masalah yang diungkapkan diatas maka harus ada solusi bagaimana agar pendidikan dapat berjalan dengan baik, terjangkau oleh masyarakat dan tetap sebanding dengan mutu pendidikan yang diperoleh oleh masyarakat. Karena hak mendapatkan fasilitas biaya pendidikan murah(gratis) merupakan hak masyarakat sebagai pembayar pajak.
1.      Diperlukan kejujuran dan rencana yang strategis dari jajaran birokrasi pendidikan, umtuk mengimplementasikan anggaran pendidikan pada program pembiayaan pendidikan gratis(murah)bagi masyarakat.
2.      Dalam sekolah(dunia pendidikan)harus di bersihkan dari berbagai biaya pungutan, seperti biaya LKS, biaya seragam, biaya uang gedung, biaya ekstrakulikuler dan lain-lain. Oleh karena itu, harusnya program pemberantasan korupsi harus bisa menyentuh dunia pendidikan terutama di sekolah-sekolah.
3.      Kebijakan dari bidang pendidikan yang menyepakati program kapasitasi pendidikan harus di berhentikan atau di hapus.
Selanjutnya untuk mengatasi anggapan masyarakat yang menganggap
Bahwa mahalnya biaya apendidikan karena adanya praktik korupsi yang dilakukan pejabat dan birokrasi sekolah solusi yang kiranya perlu dilakukan oleh sekolah adalah di setiap akhir tahun sekolah perlu menyampaikan laporan tentang keuagan kepada wali murid, baik uang masuk maupun pengeluaran uang sekolah. Dalam penyampaian laporan perlu disertai bukti atau kwitansi yang jelas atau sah, sehingga wali murid dapat percaya bahwa tidak ada penyelewengan dana.


D.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan
1.      Perkembangan IPTEK
Sejalan dengan berkembangnya arus globalisasi di Negara kita, terutama dengn pesatnya peningkatan teknologi komunikasi, membuat segala sesuatu harus dilakukan dengan cepat.Implikasinya di dalam masyarakat sangat terasa.Oleh karena itu pendidikan harus senantiasa menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.Factor inilah yang membuat masyarakat pedesaan semakin ketinggalan dengan segala informasi yang ada.sekolah-sekolah di pelosokpun selalu terlambat mendapatkan informasi penting.
2.      Laju Pertumbuhan Peduduk
Dengan bertambahnya jumlah penduduk , maka penyediaan prasarana dan sarana pendidikan beserta komponen penunjang terselenggaranya pendidikan hrus ditambah. Dan ini berarti beban pembangunan nasional menjadi bertambah. Pertambahan penduduk yang diiringi  dengan meningkatnya usia rata-rata dan penurunan angka kematian mengakibatkan berubahnya struktur kependudukan, yaitu proporsi usia sekolah dasar menurun, sedang proporsi usia sekolah lanjutan, angkatan kerja, dan penduduk usia tua meningkat berkat kemajuan bidang gizi dan kesehatan. Dengan demikian terjadi pergeseran permintaan akan fasilitas pendidikan, yaitu untuk sekolah lanjutan cenderung lebih meningkat disbanding dengan permintaan akan fasilitas sekolah dasar.

Penyebaran penduduk di seluruh pelosok tanah air tidak merata.Ada daerah yang padat penduduk, terutama di kota-kota besar dan daerah yang penduduknya jarang yaitu daerah pedalaman khususnya didaerah terpencil yang berlokasi di pegunungan dan di pulau-pulau. Sebaran penduduk seperti di gambarkan itu menimbulkan kesulitan dalam penyediaan sarana pendidikan


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Persoalan-persoalan atau permasalahan yang dihadapi oleh dunia pendidikan, khususnya Negara Indonesia.Dunia pendidikan kita masih menghadapi berbagai masalah internal yang cukup mendasar dan bersifat kompleks.Kita masih menghadapi sejumlah masalah yang sifatnya berantai sejak jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi.Rendahnya kualitas pada jenjang sekolah dasar sangat penting untuk segera diatasi karena sangat berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya.

Saran
Dengan di kemukakan masalah-masalah pokok pendidikan, disarankan para pembaca turut mengupayakan alternative untuk mencari solusi terhadap masalah-masalah pendidikan tersebut.









DAFTAR PUSTAKA


Drs.Hasan Bahri M.Ag dan Drs.Beni Ahmad Saebani.M.Si.2010.Ilmu Pendidikan Islam jilid 2. Bandung: Pustaka Setia
Dr. Moh. Roqib, M.Ag. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: PT LKiS Priting Cemerlang
https://elviana09.wordpress.com/2014/05/31/masalah-masalah-pendidikan-dan-upaya-solusinya/
https://alifqofrahamzah.blogspot.co.id/2015/11/makalah-tentang-problematika-pendidikan.html




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BELAJAR SAMBIL BERMAIN "TEBAK PLANET"

Tata surya merupakan salah satu materi pelajaran dalam IPA yang sangat penting. Di dalam tata surya meliputi berbagai macam komponen, s...