Minggu, 26 November 2017

ADAB TERHADAP ALLOH SWT


BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tugas utama Nabi Muhammad saw adalah menyempurnakan akhlak mulia di bumi ini. Mencakup semua adab dan perilaku yang terpuji di kalangan masyarakat yang bertaqwa.
Akhalak mulia merupakan akhlak yang berlaku dan berlangsung diatas jalur al-qur’an dan perbuatan nabi Muhammad saw. Dan Alloh swt menetapkan akhlak mulia bagi Nabi Muhammad saw dalam sikap dan perbuatan.
Kesadaran akhlak adalah kesadaran manusia tentang dirinya sendiri, kemana manusia melihat atau merasakan baik atau buruknya suatu sikap yang ia perbuat. Disitulah membedakan halal dan haram, hak dan batil, boleh dan tidak boleh dilakukan, meskpun dia bisa melakukan. Dengan demikian setiap muslim untuk memelihara adab ta’at kepada Alloh swt.
Berdasarkan latar belakang  makalah ini akan membahas tentang akhlak terhadap terdap alloh ( adab ta’at ).
Rumusan Masalah
Bagaimana persiapan sholat?
Apa sajakah adabnya tidur?
Apa yang dimaksud dengan sholat?
Bagaimana cara menjadi imam dan makmum?
Apa yang dimaksud sholat jumat?
Apa yang dimaksud puasa?
Tujuan
Untuk mengetahui persiapan sholat
Untuk mengetahui adabnya tidur
Untuk mengetahui pengertian sholat
Untuk mengetahui bagaimana menjadi imam dan makmum
Untuk mengetahui pengertian sholat jumat
Untuk mengetahui pengertian puasa
BAB II
PEMBAHASAN
Persiapan Sholat
Menghadap Kiblat
Rasululloh saw bila berdiri untuk sholat fardhu atau sholat sunah, beliau menghadp kabah belaiau memerintahkan berbuat demikian sebagaimana sabdanya kepada orangnya yang sholatnya salah
“bila engakau berdiri untuk sholat, sempurnakanlah wudhumu, kemudian menghdapalah ke kiblat lalu bertakbirlah.”( HR. Buhori Muslim dan Siroj).
Tentang hal ini tekah turun pula firman Alloh dalam surat al-baqoroh ayat:115
“kemana saja kamu menghadapkan muka disana ada wajah Alloh”.
Nabi SAW pernah sholat menghadap sholat ke baituk mahdis, hal ini terjadi sebelum firman Alloh:
 “kami telah melihat kamu negadahkan kwpalamu ke langit. Kami palingkan kamu ke kiblat yang kamu inginkan. Oleh karena itu hadapkan wajahmu kesebagian arah masjidil haram.”(QS. Al-Baqoroh :144)
Setelah ayat ini turun beliau menghadap shoklat kea rah ka’bah. Pada wakru sholat subuh kaum muslim yang tinggal di kuba ke datangan serang utusan rosululloh untuk meyampaikan berita, ujarnya, “sesungguhnya Rosululloh SAW telah menghadap wahyu beliau di suruh menghadap ka’bah. Oleh karena itu,( hendaklah) kaian menghadap kesana” pada saat itu mereka telah menghadp ke syam(baitul mahdis). Mereka lau berputar ( imam mereka memutar haluan sehingga ia mengimami menghadap kiblat). ( HR. Bukhori dan Muslim Ahmad Siroj, Tabrani dan Ibnu Sa’ad. Baca kitab Al Irwa hadits no. 190.






Berdiri
Rosululloh saw mengerakan sholat fardhu atau sunnah berdiri Karen memnuhi perintah Alloh dalam al-quran surat al-baqoroh ayat 38.
 apabila bepergian beliau melakukan sholat sunah di atas kendaraannya. Beliau megajarkan kepda umatnya agar mengerjakan sholat khof dengan berjalan kaki atau berkendaraan.” Peliharalah semua sholat dan sholat wustho dan berdirilah dengan tenag karena Alloh. Jika kamu dalam ketakutan sholatlah dengan berjalan kaki atau berkendaraan. Jika kamu dalam keadaan aman, inagatlah kepada Alloh yang telah diajarkan kepada kamu yang mana seblumnya kamu tidak mengetahui cara tersebut”.(QS Al-Baqoroh:238).
Niat
Niat berate mengeaja untuk sholat, menghambakan diri kepada Alloh semata, serta menguatkan dalam hati. Nabi SAW bersabda “ semua amal tergantung pada niatnya dan setiap orang akan mendapat(balasan)sesuai dengan niatnya”.( HR Bukhori Muslim)

Adab Tidur
Jika engkau ingin tidur hamparkan tidurmu dengan menghadap kiblat. Lalu tidurlah diatas sisi kananmu seperti tidurnya mayit diluang kuburnya. Ketahuilah bahwa tidur adalah bagaikan kematian dan terjaga bagaikan bangkit. Bisa jadi Alloh swt menggenggam rohmu di malam itu maka dari itu, bersiap-siaplah untuk menghadapinya dengan tidur dalam keadaan suci dan usahakan wasiatmu telah tertulis dibawah kepalamu. Engkau tidur seraya bertaubat dan meminta ampunan dari semua dosa dengan tekad tidak akan berbuat maksiat lagi. Bertekadlah untuk berbuat baik kepada semua muslim jika Alloh swt membangunkanmu. Ingatlah bahwa engkau akan berbaring diliang lubur seperti itu seorang diri, hanya ditemani oleh amalmu. Engkau hanya akan dibalas dengan amal perbuatanmu. Jangan sampai engkau menghendaki tidur yang banyak dengan menghampar kasur empuk karena tidur adalah menghentikan kehidupan. Kecuali, jika bangunnya menjadi bencana bagimu sehingga tidur tersebut lebih membuat agamamu selamat. Ketahuilah bahwa siang dan malam lebih dari 8 jam. Karena, jika engkau berumur sekitar 60 tahun cukup kamu membuang 20 tahun darinya, atau sepertiga dari umurmu. Ketika tidur, kembalilah bersiwak dan bersuci. Bertekadlah untuk bangun malam atau bangun sebelum subuh. 2 rakaat ditengah malam merupakan salah satu harta kekayaan yang berharga mulia. Perbanyaklah harta kekayaanmu itu guna menghadapi hari kemiskinan. Sebab, harta kekayaan dunia sama sekali tak akan berguna jika engkau binasa. Ketika tidur ucapkanlah yang artinya :  “ Dengan nama-MU wahai Tuhanku, ku letakkan punggungku dan dengan nama-MU pula kuangkat serta ampunilah dosa-dosaku. Ya Alloh, lindungilah aku dari siksa-MU pada hari para hamba-MU dibangkitkan. Ya Alloh dengan nama-MU aku hidup dan mati. Aku berlindung padamu dari keburukan segala sesuatu yang memiliki keburukan serta dari kejahatan dari setiap yang melata. Engkaulah yang menggenggam ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku berada dijalan yang lurus. Ya alloh engkaulah yang maha pertama yang tidak didahului oleh sesuatu dan Engkau pula yang terakhir tak ada sesuatu sesudah-MU. Engkau Maha Tampak, tak ada sesuatu diatas-MU.  Engkau Maha Tersembunyi, taka da sesuatu dibawah-MU. Bayarkanlah hutangku dan angkatlah aku dari kemiskinan. Ya Alloh, Engkau yang menciptakan diriku dan Engkau pula yang mewafatkannya. Kematian dan kehidupannya ada pada kekuasaanmu. Jika engkau mematikan diriku ini, maka ampunilah dia, dan jika engkau hidupkan, maka jagalah dia sebagai mana engkau menjaga para hambamu yang sholeh.
 Ya Alloh aku meminta padamu pengampunan dan keslamatan di dunia dan akhirat. Ya Alloh, bangunkan aku dalam waktu terbaik menurutmu. Buatlah aku melakukan perbuatan-perbuatan yang paling engkau senangi sehingga hal itu akan mendekatkan diriku padamu dan menjauhkan dari murkamu setelah aku meminta kepadamu. Maka engakau memberikannya, aku meminta ampunan kepadamu maka Kau terima dan aku berdoa padamu maka Kau kabulkan untukku”.
Kemudian bacalah ayat kursi lalu al ikhlas, al falaq dan an-nass, serta al mulk. Usahakan engkau tidur dalam keadaan berdzikir kepada Alloh swt dan dalam keadaan suci karena siapa yang melakukan itu ia akan naik beserta ruhnya ke ‘arsy dan dicatat sebagai orang yang sedang sholat sampai bangun kembali. Apabila engkau sudah bangun, lakukanlah apa yang telah dijelaskan sebelumnya padamu. Hendaklah engkau hidup teratur seperti itu dalam sisa umurmu. Apabila engkau tidak bisa melakukannya secara konsisten, sabarlah sebagaimana sabarnya orang sakit ketika menahan pahitnya obat serta ketika menunggu saat kesembuhan. Renungkanlah umurmu yang berusia pendek. Jika engkau hidup seratus tahun misalnya, maka usia tersebut sangat pendek jika dibandingkan dengan lamamu tinggal di negri akhirat karena ia merupakan negeri keabadian. Perhatikan jika engkau bisa bersabar menghadapi beban penderitaan dan kehinaan dalam mencari kehidupan dunia selama sebulan atau setahun karena berharap bisa beristirahat selama 20 tahun misalnya, lalu bagaimana engkau tak mau bersabar selama beberapa hari untuk ibadah guna mengharap kehidupan abadi? Jangan perpanjang angan-anganmu, karena hal itu akanmemberatkanmu dalam beramal. Perhitungkanlah dekatnya kematianmu lalu katakana pada dirimu: jika aku bisa bersabar menghadapi penderitaan hari ini barangkali aku mati esok hari. Sesungguhnya kematian tidak hanya datang pada saat-saat tertentu, kondisi tertentu, atau pada usia tertentu. Yang jelas ia pasti datang dan harus siap menghadapi. Oleh karena itu, yang tersisa dari kehidupanmu barangkali hanya tinggal satu hari atau satu tarikan nafas. Tanamkan hal ini dalam hatimu setiap hari. Paksakan dirimu untuk bersabar taat kepada Allah SWT. Hari demi hari. Jika engkau memperhitungkan akan hidup selama 50 tahun, maka engkau akan sulit untuk bisa bersabar dalam menaati Allah. Manakala engkau bisa bersabar setiap hari, ketika meninggal engkau akan mendapati kebahagiaan yang tak ada habis-habisnya. Sementara jika engkau menunda-nunda dan meremehkan kematian itu akan mendatangi pada waktu yang tak kau duga sehingga engkau akan menyesal dengan penyesalan yang tak berunjung. Ketika pagi, ekolompok mahluk yang mulia bertahmid dan ketika mati, datang berita yang benar itu kepadamu itu,” setelah beberapa waktu , enkau akan mengetahui kebenaran berita al-quran tersebut”(QS. Shaad:88).
Adab Sholat
Apabila engkau telah selesai membersihkan kotoran dan najis yang terdapat di badan, pakaian, dan tempat salat, juga engkau telah menutup aurat dari pusar sampai dengkul, maka berdirilah menghadap ke arah kiblat dengan kaki yang lurus tapi tidak dirapatkan sedangkan engkau berada dalam posisi tegak. Lalu bacalah surat an-Naas guna berlindung dari setan yang terkutuk. Hadirkan hatimu ketika itu. Buanglah segala bisikan dan rasa was-was. Perhatikan kepada siapa engkau sedang menghadap dan bermunajat sekarang. Hendaknya engkau malu untuk bermunajat kepada Tuhan dengan hati yang lalai dan dada yang penuh dengan bisikan dunia beserta kebejatan syahwat. Sadarlah bahwa Allah Swt. mengetahui semua yang tersembunyi di dalam dirimu dan melihat hatimu. Allah hanya menerima salatmu sesuai dengan kadar kekhusyukan, ketundukan, dan ketawaduanmu. Sembahlah Allah dalam salatmu seakan-akan engkau melihat-Nya. Apabila engkau tak melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu. Jika hatimu tidak hadir dan anggota badanmu tidak bisa tenang maka hal itu disebabkan engkau tidak betul-betul mengenal keagungan-Nya.
 Bayangkan jika ada seorang saleh di antara keluargamu yang melihatmu ketika engkau salat. Pada saat itu, pasti hatimu akan khusyuk dan anggota badanmu akan tenang. Lalu, tanyakan pada dirimu, “Wahai jiwa yang buruk, tidakkah engkau malu kepada Pencipta dan Tuanmu?” Apabila engkau mampu salat secara khusyuk dan tenang karena dilihat seorang hamba yang hina, yang tak bisa memberikan manfaat atau bahaya padamu, sedang engkau mengetahui bahwa Dia melihatmu tapi engkau tak takut pada keagungan-Nya, apakah Allah SWT. lebih rendah dibandingkan hamba-Nya itu? Betapa durhaka dan bodohnya engkau! Betapa engkau memusuhi Obatilah hatimu dengan cara itu, barangkali ia akan menjadi hadir dalam salatmu. Salatmu hanyalah saat engkau sadar kepadanya. Adapun salat yang engkau kerjakan dengan hati yang lalai dan lupa, maka ia butuh pada istigfar dan perenungan.Manakala hatimu sudah hadir, jangan lupa mengucapkan ikamah kalau engkau salat sendirian. Tapi, jika engkau menunggu datangnya jamaah yang lain hendaknya engkau melakukan azan lalu ikamah. Apabila engkau sudah mengucapkan ikamah, berniatlah dan bacalah dalam hatimu, “Aku laksanakan salat lohor karena Allah Swt.” Usahakan niat tersebut hadir dalam hatimu ketika engkau bertakbir. Jangan sampai niatmu tak kau sadari sebelum takbir selesai. Angkatlah tanganmu saat bertakbir ke arah pipi dan pundakmu dengan jari-jari yang tidak dihimpitkan. Jangan terlalu menempel ataupun menjauh. Yang penting ibu jarimu berada di hadapan kedua cuping telingamu, ujung-ujung jarimu berada di atas kuping, serta telapak tangan di atas pundak.
Jika kedua telapak tanganmu sudah berada pada posisi terwbut bertakbirlah lalu turunkan         kembali dengan perlahan. Saat diangkat atau diturunkan, jangan kau hentakkan tanganmu ke depart secara keras dan jangan pula diangkat sampai ke belakang. Selain itu, jangan kau gerakkan ia ke kanan atau ke kiri. Ketika diturunkan, mulailah engkau meletakkan tanganmu di atas dada. Iangan kanan berada di atas yang kiri.
 Renggangkan lari-jari kananmu di lengan tangan yang kiri. Genggam di atas siku. Setelah bertakbir bacalah: “Allahu akbar kabiiran walhamduilllah katsiiran wa subhanalla bukrattan wa ashiilla, inni wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samawati wal ardha haniifan musliman wa ma ana minal musyrikin. Inni shalatii wa nusukii wa mahyaya wamamatii lillahi rabbil ‘alamiin laa syarikallahuwa bi dzalika umirtu wa ana minal muslimiin.”  Yang artinya  “Allah Maha Besar dengan segala sifat kebesaran-Nya. Pujian bagi Allah sebanyak-banyaknya dan Mahasuci Allah pada tiap pagi dan sore. Aku hadapkan wajahku pada Tuhan yang mencipta langit dan bumi dengan lurus dan aku bukan dari golongan yang musyrik. Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku semata-mata karena Tuhan seru sekalian alam. Tiada sekutu bagi-Nya. Begitulah aku diperintah dan aku termasuk dari golongan Islam (menyerah dan patuh).”
Setelah itu, bacalah al-Fatihah dengan tekanan yang kuat. Usahakan untuk membedakan antara huruf dhad dan zha’ dalam bacaan salatmu. Lalu ucapkan amin secara terpisah dengan kata wala ad-dhaliin. Nyaringkan bacaanmu pada salat subuh, magrib, dan isya. Maksudnya, pada dua rakaat yang pertama, kecuali jika engkau menjadi makmum. Jika menjadi makmum, nyaringkan bacaan amin. Lantas, dalam salat subuh, bacalah salah satu surat yang panjang setelah bacaan surat al-Fatihah. Sementara pada waktu magrib, cukup surat yang pendek. Adapun pada salat lohor, asar, dan isya, bacalah surat yang pertengahan. Misalnya surat al-Buruj dan yang semisalnya. Ketika salat subuh yang dilaksanakan dalam perjalanan, bacalah surat al-Kafirun dan surat al-Ikhlas. Jangan engkau sambungkan akhir bacaan surat dengan takbir untuk rukuk, tapi pisahkan antara keduanya dengan seukuran bacaan subhanallah.
Ketika berdiri, usahakan untuk senantiasa menunduk dengan hanya memandang tempat salatmu. Hal itu, akan membuatmu lebih berkonsentrasi dan membuat hatimu lebih khusyuk. Jangan engkau menoleh ke kiri atau ke kanan pada saat sedang salat. Lalu bertakbirlah untuk rukuk. Angkat tanganmu dengan cara yang sudah dijelaskan sebelumnya. Panjangkan bacaan takbir sampai engkau berada pada posisi rukuk. Lalu, letakkan telapak tanganmu di atas lutut sementara jari-jemarimu berada pada posisi yang renggang. Tegakkan lututmu serta bentangkan punggung, leher, dan kepalamu secara lurus. Lantas, jauhkan sikumu dari pinggang. Sementara untuk wanita tidak demikian karena mereka hendaknya menempelkan yang satu dengan yang lain. Lalu ucapkan: “Subhana rabbiyal ‘azhiim”. Yang artinya : “Mahasuci Tuhanku Yang Mahaagung.” Bacaan tersebut diucapkan sebanyak tiga kali. Jika engkau salat sendirian, bagus pula kalau ditambah sampai menjadi tujuh atau sepuluh kali. Kemudian angkat kepalamu sampai berdiri tegak seraya mengangkat tangan dan membaca: “Sami ‘allahu liman hamidah.” Yang artinya : “Allah mendengar siapa yang memuji-Nya.”
Apabila engkau telah berdiri tegak lurus, ucapkan: “ Rabbana lakal hamdu mil’as samawati wa mil ardhi wa mil ama syi’ta min syai’in ba’du”. Yang artinya : “Wahai Tuhan kami, segala puji bagi-Mu sepenul langit dan bumi dan sepenuh apa yang Kau kehendak sesudah itu.”
Apabila engkau sedang dalam melakukan salat subuh, bacalah doa qunut pada rakaat kedua ketika dalan posisi iktidal. Lalu, sujudlah dengan bertakbir tanpa mengangkat kedua tangan. Pertama-tama, letakkanlal kedua lututmu diikuti kemudian oleh kedua tanganmi lalu dahimu yang berada dalam keadaan terbuka. Letakkan hidung beserta dahimu. jauhkan sikumu dari pinggang dan angkat perutmu dari paha (Hal ini tidak berlaku bagi wanita). Letakkan kedua tanganmu di atas tanah sejajar dengan pundakmu. Jangan kau bentangkan lenganmu di atas tanah. Dan ucapkan: “Subhana rabbiyal ‘alaa.” Yang artinya : “Mahasuci Tuhanku Yang Maha Tinggi.” Doa di atas dibaca sebanyak tiga kali, tujuh kali, atau sepuluh kali jika engkau salat sendirian. Lalu, angkat kepalamu dari sujud seraya bertakbir sampai engkau duduk dengan tegak. Duduklah di atas kaki kiri. Tegakkan kaki kananmu. Letakkan kedua tanganmu di atas paha dengan jari-jemari yang renggang. Lantas ucapkan (minimal): “rabbighfirlii warhamnii warzuqni wajburnii wa ‘afinii wa ‘afuanii.” Yang artinya : “Ya Tuhan, ampunilah aku, sayangilah aku, berikar rezeki padaku, pimpinlah aku, tambahkan kekuranganku, dan maafkanlah daku.” Kemudian lakukan sujud yang kedua sama seperti sebelumnya. Lalu duduk tegak sebentar untuk istirahat pada setiap rakaat yang tak disertai tasyahud. Setelah itu, engkau berdiri dan meletakkan kedua tangan di atas tanah. Jangan engkau mendahulukan salah satu kakimu ketika berdiri. Mulailah dengan takbir untuk berdiri saat hampir selesai dari duduk istirahat. Panjangkan bacaan takbir tersebut sampai pada posisi setengah berdiri. Usahakan agar duduk istirahat tersebut berlangsung sebentar. Lalu, laksanakan rakaat kedua seperti rakaat pertama. Ulangi membaca taawud ketika memulai. Lalu duduklah pada rakaat kedua untuk membaca tasyahud pertama. Saat duduk tasyahud, letakkan tangan kananmu di atas paha kanan dengan jari yang tergenggam kecuali jari telunjuk dan ibu jari. Berilah isyarat dengan jari telunjukmu yang kanan saat membaca illallah (kecuali Allah), bukan pada kata-kata Iaa ilaha (tiada Tuhan).
Sementara itu, engkau letakkan tangan kirimu dengan jari jari terbuka di atas paha kiri. Duduklah di atas kaki kiri dalam tasyahud pertama ini seperti ketika duduk antara dua sujud. Adapun pada tasyahud akhir, duduklah secara tawaruk (di atas pangkal paha). Setelah mengucapkan salawat atas Nabi Saw., bacalah doa yang sudah dikenal. Duduklah di atas pangkal paha yang kiri sementara kaki kirimu keluar dari sisi bawah. Tegakkan posisi kaki kananmu lalu ucapkan salam dua kali dari ke kanan dan kiri. Menolehlah hingga tampak putihnya kedua pipimu dari kedua sisi. Berniatlah untuk menyudahi salat dan arahkan salammu pada para malaikat dan kaum muslim yang berada di sampingmu. Begitulah gerakan salat sendirian.
Tiang penopang salat adalah kekhusyukan dan kehadiran hati disertai bacaan, dan pemahaman. Hasan al-Basri rahimahullah berkata, “Setiap salat yang tidak disertai oleh kehadiran hati akan cepat terkena hukuman.” Rasul Saw. bersabda, “Seorang hamba adakalanya melakukan salat tapi ia tidak mendapat seperenam atau sepersepuluh dari salatnya. Karena, ganjaran salat bagi seorang hamba sesuai dengan kadar kekhusyu’kannya.”
Imam dan Makmum

Nabi telah bersabda :
الائمةضمناء
“ Para imam itu adalah orang-orang yang menjamin”
Dan tidaklah pantas seseorang maju menjadi imam suatu kaum sementara mereka tidak menyukainya. Dan selama seorang masih dapat memilih untuk menjadi juru adzan, janganlah ia memilih menjadi imam  karena menjadi juru adzan lebih selamat. Tetapi menurut pedapat yang lebih shohih menyebutkan bhwa imamah atau menjadi imam lebih utama bagi orang yang mampu mengembannbeban-bebannya, karena itulah Nabi selalu menjadi imam. Dan dianjurkan seseorang memelihara waktu-waktu shalat, dan hendaklah ia mengerjakan salatnya pada permulaan waktunya masing-masing.
Karena sesungguhnya permulaan waktu merupakan rido Alloh dan pengunjungnya merupakan maaf Alloh, dan ridho Alloh itu lebih utama daripasa maaf Alloh.
Dan di anjurkan bagi imam melakukan tiga kali saktah (diam) sebagaimana yang telah dinukil dari dari perbuatan Nabi. Pertama pada saat membaca do’a iftitah dengan sura berlahan, inilah saktah yang utama, dan saktah yang kedua ialah sesudah membaca surat al-fatihah, dan sebelum memulai membaca surat lainnya, yang lamanya setengah dari saktah pertama. Dan saktah yang ketiga setelah selesai membaca surat dan sebelum menurunkan tubuh untuk ruku, saktah inilah yang paling ringan.
Dan tidaklah pantas bila makmum mendahului imam, bahkan makmum tidak boleh menurunkan tubuh untuk ruku selama imam belum tetap dalam rukunya, demikian pula yang dilakukandalam semua rukun. Menurut suatu pendapat menyebutkan bahwa sesungguhnya manusia itu keluar dari sholatnya dalam tiga kelompok. Kelompok pertama membawa pahala dua puluh lima  sholat, mereka adalah para makmum yang bertakdir dan ruku setelah imamnya. Dan segolongan lagi hanya membawa pahala satu sholatnya, mereka adalag orang-orang yang membarengi imamnya. Dan terakhir golongan yang tidak membawa pahala sholatnya, mereka adalah orang-orang yang mendahului imamnya.
Dan sesungguhnya mereka berselisih pendapat mengenai ruku imam yang menunggu bergabungnya seseorang untuk melakukan sholat jamaah agar dia memperoleh keutaman berjamaah, apakah hal ini di perbolehkan atau tidak? Barang kali yang paling utama dikatakan tidak mrngapa biala disertai dengan keikhlasan, selama tidak ada perbedaan yang mencolok. Dan hendaknya imam mengucapkan doa qunut sholat subuhnya Allohummah dina, sedang para makmum mengamininya sampai dengan pengucapanya “inna taqdhi walaa yudhaa ‘alaika” ( sesungguhnya Engkau yang memutuskan dan tiada yang mengambil keputusan terhadap Engakau). Dan apabiala bacaan imam samapai di situ maka para makmum menyertai bacaannya dengan suara perlahan, atau mereka mengucapkan Asyhadu….



Sholat jumat
Ketahuilah bahwa Jum’at merupakan hari raya bagi orang-orang yang beriman. Ia merupakan   hari mulia yang khusus diperuntukkan Allah bagi umat ini. Di dalamnya ada saat-saat penting yang apabila seorang mukmin meminta kebutuhannya kepada Allah SWT, pasti Allah akan mengabulkan. Oleh karena itu, persiapkanlah dirimu untuk menghadapi hari raya tersebut semenjak hari Kamis dengan cara membersihkan pakaian dan banyak bertasbih dan istigfar. Kamis petang (sore)-nya, karena keutamaan saat itu sama dengan keutamaan hari Jumat. Berniatlah untuk berpuasa untuk hari Jumat. Tetapi harus dengan hari Kamis atau hari Sabtu, tidak boleh dikerjakan pada hari Jumat saja. Jika subuh telah tiba, mandilah dengan niat mandi Jumat karena mandi pada hari Jumat hukumnya sunah muakkad. Kemudian berhiaslah dengan memakai pakaian putih karena itulah pakaian yang paling dicintai Allah Swt, lalu pakailah parfum yang paling wangi yang kamu miliki, dan bersihkan badanmu dengan bercukur rambut, menggunting kuku, bersiwak, dan yang lainnya, kemudian segeralah bergegas menuju mesjid dan berjalanlah dengan perlahan dan tenang. Nabi Saw. bersabda, “Siapa yang pergi untuk salat Jumat di waktu yang pertama seakan-akan ia telah berkurban unta, siapa yang pergi pada waktu kedua seakan-akan ia berkurban sapi betina, siapa yang pergi di waktu ketiga, seakan-akan ia berkurban kambing kibas, siapa yang pergi di waktu ke empat seakan-akan ia berkurban ayam, siapa yang pergi di waktu kelima seakan-akan ia berkurban telur. Jika imam sudah keluar atau naik mimbar, maka lembaran-lembaran itu pun dilipat dan pena-pena diangkat, sementara para malaikat berkumpul di mimbar untuk mendengarkan zikir / peringatan.”
Disebutkan bahwa kedekatan manusia dalam pandangan Allah SWT, bergantung pada cepatnya mereka menuju salat Jumat. Kemudian, apabila engkau berada di mesjid, usahakan untuk berada di shaf yang pertama. Jika manusia sudah banyak berkerumun, jangan melewati pundak mereka dan jangan pula lewat di hadapan mereka yang sedang salat. Duduklah dekat tembok agar mereka tidak lewat di depanmu. Sebelum itu lakukanlah salat tahiyyatul masjid. Lebih baik lagi, kalau engkau salat sebanyak empat rakaat. Dalam setiap rakaat, setelah membaca surat al-Fatihah, engkau membaca surat al-Ikhlas sebanyak lima puluh kali.

Disebutkan dalam satu riwayat bahwa siapa yang melakukan amalan tersebut, ia tidak akan meninggal dunia sampai melihat tempat duduknya di surga atau hal itu diperlihatkan padanya. Jangan sampai engkau meninggalkan salat tahiyyatul masjid walaupun imam sedang berkhotbah. Disunahkan agar dalam empat rakaat itu engkau membaca surat al-An’am, surat al-Kahfi, surat Thaha, dan surat Yasin. Jika tidak mampu, engkau bisa membaca surat Yásin, surat ad-Dukhan’ , surat Alif Lam Mim, as-Sajadah, dan surat al-Mulk. Sebaiknya engkau membaca surat tersebut pada malam Jumat karena di dalamnya banyak sekali keutamaan. Siapa yang tak bisa, perbanyaklah membaca surat al-Ikhlas.
Perbanyaklah membaca salawat atas Rasulullah SAW. khususnya pada hari tersebut. Manakala imam atau khatib sudah naik mimbar, berhentilah dari salat dan berbicara. Sibukkan dirimu dengan menjawab panggilan azan serta dengan mendengarkan khotbah dan ceramah. Sama sekali tak boleh berbicara ketika khatib sedang berkhotbah. Dalam riwayat disebutkan, “Siapa yang berkata kepada temannya, `Diamlah” saat imam berkhotbah maka ia telah berbuat sia-sia. Dan siapa yang berbuat sia-sia, maka ia tak mendapat keutamaan Jumat.” itu karena perintah diam itu sendiri berbentuk ucapan. Sebaiknya larangan diberikan dalam bentuk isyarat, bukan dengan kata-kata. Lalu ikutilah perbuatan imam seperti telah disebutkan sebelumnya. Apabila telah selesai, sebelum berbicara bacalah surat al-Fatihah, surat al-Ikhlas, surat alFalaq dan surat an-Naas, masing-masing tujuh kali. Itu akan melindungimu dari Jumat ke Jumat, juga akan menjagamu dari setan. Setelah itu, bacalah:
“Allahumma yaa ghaniyy yaa hamiid yaa Mubdii yaa mu’iid  yaa rahiimi yaa waduud aghninii bihalalika ‘an haramika bi fadhlika ‘an ma’shiyatika wabifadhlika ‘amman siwaak.”
“Ya Allah wahai Zat Yang Mahakaya, Maha Terpuji, Maha Memulai, Maha Mengembalikan, Maha Penyayang, dan Maha Pemberi. Berilah kecukupan padaku dengan yang halal bukan yang haram; dengan taat, bukan maksiat; dan dengan karunia-Mu, bukan selain-Mu.”
Setelah itu, lakukanlah salat dua rakaat atau enam rakaat yang dilakukan dengan dua-dua. Semua itu terdapat dalam riwayat yang berasal dari Rasulullah Saw. dalam kondisi yang berbeda-beda. Kemudian menetaplah di mesjid sampai waktu maghrib atau asar. Hendaknya engkau selalu memperhatikan waktu yang mulia.
Sebab, waktu mulia tersebut terdapat sepanjang hari itu, tapi tidak ditentukan secara pasti. Mudah-mudahan engkau memperolehnya ketika sedang berada dalam kondisi yang khusyuk dan tunduk kepada Allah SWT. Selama di mesjid, jangan engkau mendekati majelis cerita dan kisah. Tapi, hendaknya engkau menghampiri majelis yang berisi ilmu yang bermanfaat. Majelis itulah yang bisa membuatmu lebih takut kepada Allah dan membuatmu kurang cinta pada dunia. Jika suatu ilmu tak mampu mengajakmu untuk meninggalkan dunia menuju akhirat, maka lebih baik tak usah mengetahui ilmu tersebut. Berlindunglah kepada Allah dari ilmu yang tak bermanfaat.
Perbanyaklah berdoa ketika matahari terbit, tergelincir, dan terbenam, ketika khatib naik mimbar, dan ketika orang-orang berdiri untuk menunaikan salat, karena kemungkinan besar itulah waktu-waktu yang mulia. Berusahalah untuk bersedekah semampumu pada hari tersebut walaupun sedikit. Dengan demikian, engkau telah mengumpulkan antara salat, puasa, sedekah, membaca Alquran, zikir, dan iktikaf. Jadikan hari tersebut sebagai waktu yang khusus kau peruntukkan bagi akhiratmu ; barangkali is menjadi penebus dosa bagi hari-hari lainnya dalam seminggu.
Puasa
Saum atau puasa bagi orang islam adalah menahan diri dari makn dan minum serta segala perbuatan yang bisa mmbatalkan puasa mulai terbit fajar hingga terbitnya matahari dengan syarat tertentu, untuk meningkatkan ketaqwaan seorang muslim. Berpuasa atau saum merupakan salah satu dari rukun islam. Saum secara bahasa artinya menahan atau mencegah.
Jenis saum di bagi menjadi dua hokum yaitu wajib dan sunah (dianjurkan)
Saum wajib
Saum yang hukumnya wajib adalah aum yang harus di kerjakan dan akan mendapat pahala, kemudian jika tidak dikerjakan akan mendapatkan dosa.
Macam puasa wajib adalah sebagai berikut :
Saum ramadhan
Saum nadhar
Saum kifarat atau denda

Saum sunnah
Saum yang hukumnya sunnah adalah saum yang di kerjakan mendapatka pahala dan jika tidak di kerjakan tidak mendapatkan dosa.
Saum-saum sunnah adalah sebagai berikut :
Saum enam hari dibulan syawal selain dihari raya idul fitri
Saum arofah pada tanggal 9 dzulhijah bagi orang-orang yang tidak menunaikan haji
Saum tarwiyah pada tanggal 8 dzulhijah bagi prang-orang yang tidak menunaikan haji
Saum senin dan kamis
Saum daud (sehari puasa srhari tidak)
Saum asuro’(pada bulan muharrom)
Saum 3 hari pada pertengahan bulan (menurut kalender islam)(yaumul bidh), tanggal 13 14 15
Saum sa’ban( nisfu sa’ban) pada awal pertengahan bulan sa’ban
Saum bulan muharrom( ashikhurulkfurum yaitu bulan dzulqo’dah.dzulhijah, muharrom dan rojab).
Syarat dan rukun saum
Dalam menjalankan saum ini ada bebrapa wajib dan syarat syah yabf harus di kerjakan menurut agama islam.
Syarat wajib saum
Beragama islam
Berakal sehat
Baligh
Mampu melaksanakannya

 syarat syah saum
Islam( tidak murtad)
Mumayiz(dapat membedakan yang baik dan buruk0
Suci dari haid dan nifas
Mengetahui waktu di terimanya puasa
Rukun saum
Islam
Niat
Meninggalkan semua yang membatalakan puasa hingga terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari
Waktu haram dan makruh bersaum
Umat islam di haramkan saum pada waktu-waktu berikut ini:
Pada hari raya idhul fitri ( 1 syawal)
Hari raya idhul adha ( 1 zulhijah)
Hari-hari tastek ( 11 12 13 dzulhijah)
Hari syak ( 30 sa’ban)
Saum selamanya
Wanita sedang haid dan nifas










BAB III

KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, yang pertama yaitu tentang sholat yang menjelaskan bahwa Segala sesuatu yang dikerjakan dengan persiapan tertentu akan menjadi lebih baik demikian juga dengan sholat, agar sholat lebih baik dan lebih mudah meraih sholat lebih khusuk,maka perlu persiapan yang baik. Persiapan sholat yang perlu di lakukan adalah mengetahui ilmu tentang sholat. Barang siapa yang beramal tanpa ilmu, maka amalnya tidak diterima dan tidak memberi manfaat. Yang di maksud ilmu, antara lain adalah ilmu(pengetahuan).
Yang kedua,
Yang ketiga, Sholat jum’at merupakan kewajiban bagi setiap mukalaf (orang yang tekah diberikan beban  untuk menjalankan kewajiban agama) dan akil baligh sesuai dengan dalil yang menunjukan bahwa sholat jum’at wajib bagi setiap mukalaf, dengan ancaman yang sangat keras bagi orang yang meninggalkannya.
Yang keempat,
Yang kelima,
Yang keenam, Saum atau puasa bagi orang islam adalah menahan diri dari makn dan minum serta segala perbuatan yang bisa mmbatalkan puasa mulai terbit fajar hingga terbitnya matahari dengan syarat tertentu, untuk meningkatkan ketaqwaan seorang muslim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BELAJAR SAMBIL BERMAIN "TEBAK PLANET"

Tata surya merupakan salah satu materi pelajaran dalam IPA yang sangat penting. Di dalam tata surya meliputi berbagai macam komponen, s...